REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Keseriusan Jaguar Land Rover dalam mengembangkan pasar kendaraan listrik kian tampak. Setelah produsen otomotif asal Inggris akan mendorong produksi kendaraan listriknya lebih besar pada 2025. Sebelum perusahaan sepenuhnya memproduksi berbagai model kendaraan listrik pada 2030 mendatang.
Perusahaan akan tetap membuka ketiga pabriknya di Inggris sebagai bagian dari strategi barunya. Tetapi Jaguar telah membatalkan rencana untuk membangun versi listrik dari sedan XJ-nya di pabrik Castle Bromwich, yang berarti pabrik tersebut pada akhirnya akan berhenti membuat mobil. CEO Jaguar, Thierry Bolloré, Selasa (16/2) mengatakan pabrik akan fokus pada kegiatan non-produksi dalam jangka panjang.
Perusahaan berencana menghabiskan sekitar 2,5 miliar pound setahun untuk teknologi baru untuk mobilnya. Jaguar juga akan berinvestasi dalam teknologi sel bahan bakar hidrogen. Sel bahan bakar menyediakan tenaga listrik, tanpa menghasilkan emisi knalpot, air adalah satu-satunya produk sampingan. Namun, agar benar-benar ramah lingkungan, hidrogen itu sendiri perlu diproduksi menggunakan sumber terbarukan.
Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps mengatakan pengumuman itu merupakan langkah besar bagi manufaktur mobil Inggris. Produsen mobil Eropa berada di bawah tekanan untuk memenuhi permintaan emisi karbon yang ketat khususnya di Eropa dan China, serta permintaan pelanggan akan mobil listrik berperforma tinggi dengan nuansa kemewahan . Inggris berencana untuk melarang penjualan mobil bensin dan diesel baru mulai tahun 2030.
Manajemen mobil mewah Bentley Motors, yang dimiliki Volkswagen Jerman, mengatakan akan sepenuhnya memproduksi kendaraan yang menggunakan tenaga listrik pada tahun 2030. Bulan lalu General Motors mengatakan bertujuan untuk memiliki jalur emisi nol knalpot pada tahun 2035.