REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan dua profesor di Gedung Widyaloka, Rabu (17/2). Dua profesor tersebut berasal dari Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik (FT), UB.
Adapun dua profesor yang baru dikukuhkan antara lain Anindito Purnowidodo dan Djarot B. Darmadi. Anindito merupakan profesor di bidang Ilmu Kekuatan Material. Sementara untuk Djarot pada bidang Ilmu Teknologi dan Pemodelan Pengelasan Logam.
Anindito terhitung menjadi profesor aktif ke-13 di FT dan ke-192 di UB. Lalu untuk Djarot menjadi profesor aktif ke-14 di FT. Sementara di ranah kampus, Djarot merupakan profesor ke-193 di UB.
Pada kegiatan orasi ilmiah, Anindito menjelaskan tentang prediksi umur komponen yang dapat meningkatkan keamanan. Menurut dia, kegagalan dari suatu struktur biasanya terjadi pada komponen yang menerima beban dinamis. "Jarang sekali terjadi pada komponen yang menerima beban statis," ucap Anindito.
Anindito mengungkapkan, sejumlah contoh kegagalan struktur yang ada di kehidupan sehari-hari. Beberapa di antaranya peralatan rumah tangga, dunia kesehatan sampai pada struktur besar. Pada struktur besar semisal jembatan, lalu pembangkit listrik dan kendaraan yang berisiko tinggi seperti pesawat.
Untuk memprediksi umur komponen dari suatu struktur secara akurat, kata Anindito, bisa menggunakan fatigue design criteria. Dengan kata lain, kriteria melalui desain kelelahan material berbasis perambatan retak. Metode ini dapat diaplikasikan pada segala kondisi beban dinamis.
Selain itu, metode ini juga dapat diintegrasikan dengan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk memantau bagian yang dianggap kritis dari suatu struktur secara langsung (real time) untuk meningkatkan keamanan. Dengan keakuratan prediksi umur yang lebih baik, maka penggunaan sistem ini diharapkan dapat diaplikasikan pada sturktur berisiko tinggi."Kemudian bisa untuk menghindarkan kegagalan yang tidak diharapkan," ungkapnya.
Berbeda dengan Anindito, Profesor Djarot lebih membahas tentang simulasi komputer sebagai kontrol intelektual proses pengelasan. Penentuan penelitian ini tidak lepas dari pemanfaatan komputer sebagai alat analisa yang sudah memasuki hampir semua bidang ilmu. Hal ini tak terkecuali pada proses pengelasan.
Salah satu peran komputer dalam proses pengelasan, yakni membuat model dan menyimulasikannya. Simulasi komputer proses pengelasan terus berkembang hingga sekarang untuk mendapatkan model terbaik. Selain merepresentasikan proses pengelasan, simulasi juga bisa menjelaskan sebab atau alasan terjadinya suatu fenomena tertentu.
Meskipun belum sempurna, simulasi komputer proses pengelasan telah memberikan kontribusi nyata pada kegiatan studi parameter (parametric study). Selain itu, juga pada studi kelayakan (feasibility study) dan memprediksi karakter fisik di tempat-tempat yang sulit diukur (karena posisi atau ukurannya).
Menurut Djarot, untuk menghasilkan model yang benar-benar mewakili proses pengelasan tidak sederhana. Hal ini karena proses pengelasan melibatkan analisa nonlinear yang sangat kompleks. "Dan melibatkan berbagai disiplin ilmu," katanya.
Proses pengelasan biasanya sering melibatkan fasa cair dari material yang dilas. Salah satu konstribusinya, yakni memodelkan material yang mengalami fasa cair dengan elemen yang kehilangan kekakuan (stiffness) danvregangan plastisnya (remain plastic strain). Model ini terbukti dapat menghasilkan prediksi tegangan sisa yang lebih mendekati hasil pengukuran.