Rabu 17 Feb 2021 20:58 WIB

Cegah Kanker Serviks Dengan Deteksi Dini secara Teratur

Deteksi dini secara teratur cegah kanker serviks.

Rep: Faui Ridwan/ Red: Muhammad Hafil
Cegah Kanker Serviks Dengan Deteksi Dini secara Teratur. Foto:   Ilustrasi kanker
Foto: Pikrepo
Cegah Kanker Serviks Dengan Deteksi Dini secara Teratur. Foto: Ilustrasi kanker

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Kanker payudara, mulut rahim (serviks), dan rahim (ovarium) adalah jenis kanker yang banyak menimpa perempuan di Indonesia sementara pada pria banyak terjadi yaitu kanker paru-paru, hati, dan usus besar (kolorektal). Pada tahun 2020, WHO melaporkan bahwa jumlah penderita baru di Indonesia mencapai hampir 400.000 kasus dan 54 persen kasus terjadi pada perempuan. 

Konsultan Senior bidang Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura, dr Wong Chiung Ing mengatakan tingkat kematian bagi penderita kanker mencapai 59 persen. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan bagi masyarakat tentang seluk beluk kanker, penyebab dan gejalanya.

Baca Juga

"Tidak ada penyebab pasti dari kanker. Terjadinya kanker dikaitkan dengan berbagai alasan mulai dari profil genetik individu hingga kebiasaan gaya hidup seperti merokok," ujarnya melalui daring, Rabu (17/2).

Oleh karena itu, mengenali tanda dan gejala serta diagnosis yang tepat sejak dini dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam penanganan kanker. Salah satu kanker yang paling dapat dicegah dan diobati jika terdeteksi lebih dini yaitu kanker serviks.

“Skrining serviks secara teratur dapat mendeteksi sel prakanker atau kanker di serviks dan secara signifikan mengurangi risiko berkembangnya kanker serviks,” ungkapnya.

Ia menuturkan, vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) dapat mengurangi risiko kanker serviks secara signifikan pada wanita. Sebab merangsang kekebalan terhadap jenis HPV tertentu penyebab kanker serviks.

Dr Wong menjelaskan kanker serviks disebabkan oleh HPV dan terjadi di jaringan serviks (organ yang menghubungkan rahim dan vagina). Infeksi HPV yang didapat secara seksual sangat umum terjadi. Sementara 80 persen atau 90 persen infeksi bersifat sementara dan sebagian kecil kasus dapat memicu pertumbuhan abnormal pada sel-sel lapisan dalam.

"Sel-sel ini kemudian dapat berkembang menjadi prakanker, perubahan prainvasif yang disebut Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN) yang pada akhirnya dapat menyebabkan kanker invasif. Tidak ada tanda atau gejala infeksi HPV, perubahan prakanker atau bahkan dalam beberapa kasus, dari beberapa kanker serviks stadium awal," katanya. Dalam banyak kasus, gejala dapat berkembang ketika sel kanker mulai menyerang jaringan sekitarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement