REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti telah mengembangkan alat tes urine baru untuk mendeteksi kanker prostat dengan sangat akurat. Tes ini memiliki tingkat negatif palsu yang rendah setelah diteliti dalam studi validasi yang melibatkan lebih dari 1.500 pasien.
Tes bernama MyProstateScore ini, berfungsi mengukur tingkat gen kanker spesifik pada urine pasien. Berdasarkan studi sebelumnya, diketahui setengah dari semua tumor prostat memiliki anomali genetik di mana gen TMPRSS2 dan ERG berpindah pada kromosom dan menyatu, lalu menciptakan tombol "on" untuk perkembangan kanker prostat.
"Tujuan utama kami adalah menentukan apakah tes MyProstateScore dapat menjadi tes yang dapat diandalkan dan berguna," jelas ketua tim peneliti Jeffrey Tosian dari departemen urologi Michigan Medicine, seperti dilansir Futurity, Kamis (18/2).
Untuk mengetahui hal tersebut, tim peneliti melakukan studi validasi pada 1.525 pasien. Sebanyak 338 di antaranya terdeteksi memiliki kanker melalui biopsi. Mereka sudah memasuki stadium 2 atau lebih sehingga membutuhkan terapi secepat mungkin.
Studi validasi ini menunjukkan bahwa tes MyProstateScore hanya melewatkan 10 kasus kanker prostat yang membutuhkan penanganan segera. Tim peneliti menilai keberadaan MyProstateScore sebagai metode tes sekunder dapat membantu pasien mendapatkan diagnosis dengan cara yang lebih tidak invasif dan memiliki biaya yang lebih terjangkau.
Seperti diketahui, saat ini prosedur invasif bernama biopsi transrektal pada pasien dengan tes PSA tinggi perlu dilakukan untuk menentukan apakah pasien tersebut mengidap kanker prostat atau tidak. Biopsi prostat bisa memberikan perasaan tidak nyaman pada pasien. Selain itu, prosedur ini juga memiliki risiko kecil terhadap komplikasi.
Pemindaian MRI juga dapat digunakan untuk mendeteksi kanker prostat. Namun, metode ini dapat melewatkan lesi-lesi kanker. Selain itu, metode ini juga membutuhkan biaya yang lebih mahal dan ketersediaannya terbatas.
Studi ini telah dimuat di Journal of Urology. Studi ini dikerjakan peneliti dari Johns Hopkins University, Fred Hutchinson Cancer Research Institute, dan University of Michigan.
Studi ini dibiayai oleh Prostate Cancer Foundation, National Institute of Health, A Alfred Taubman Medical Research Institute, dan University of Michigan. Perusahaan startup University of Michigan, yaitu LynzDX kini sedang mengkomersialisasikan tes tersebut.