Sabtu 20 Feb 2021 08:28 WIB

Konsumen Tunda Beli Mobil Baru, Ini Penyebabnya

Produk LCGC Daihatsu sudah tidak terkena PPnBM

Pekerja membersihkan lantai di Tunas Daihatsu, Tebet, Jakarta, Selasa (16/6/2020). Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan, penjualan mobil di Indonesia pada Mei 2020 hanya mencapai 17
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Pekerja membersihkan lantai di Tunas Daihatsu, Tebet, Jakarta, Selasa (16/6/2020). Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan, penjualan mobil di Indonesia pada Mei 2020 hanya mencapai 17

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Relaksasi PPnBM kendaraan bermotor merupakan angin segar bagi konsumen di tanah air. Namun, dampak dari kebijakan itu belum dirasakan kalangan produsen otomotif di tanah air. 

"Kami masih mengkalkulasinya, juklaknya juga belum kami terima," kata Marketing Director and Corporate Planning & Communication Director PT ADM Amelia Tjandra. Menurutnya konsumen yang sudah mengetahui releksasi tersebut akan menunggu sampai beberapa waktu. Mereka berharap sampai pada waktu yang ideal untuk membeli mobil baru.

Namun, di Daihatsu beberapa produk sudah tidak terkena Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) terutama yang termasuk kalueraga LCGC. Sedangkan yang mendapat potongan harga PPnBM adalah Terios, Luxio dan Xenia. "Sebaiknya kalau membeli mobil lebih baik sekarang, kan sama saja terutama LCGC yang sudah tidak terkena PPnBM," kata  Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso dalam diskusi virtual, Jumat (19/2).

Seperti diketahui pemerintah telah mengeluarkan relaksasi pajak dengan tiga skenario. Tiga bulan pertama, Maret hingga Mei, pembeli mobil baru bebas PPnBM  untuk mobil maksimal 1.500 cc dan penggerak 4X2. Juni hingga Agustus, PPnBM 50 persen dan September-November 2021 PPnBM sebesar 25 persen.

Meski petunjuk teknis belum diketahui, diperkirakan kebijakan tersebut mampu mendorong daya beli dan  animo masyarakat untuk membeli kendaraan. Diharapkan kebijakan tersebut mampu menggerakkan kembali roda industri otomotif agar lebih lancar. Penjualan Daihatsu sendiri pada Desember lalu mengalami peningkatan sedangkan Januari menurun. Menurutnya, hal itu sudah terjadi setiap tahun. "Mungkin akhir tahun banyak diskon, pemberian bonus sehingga penjualan naik," kata Hendrayadi. 

Menutup bulan Januari 2021, Daihatsu merilis capaian penjualannya dengan catatan yang cukup baik di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini. Capaian ini diharapkan menjadi langkah awal yang baik dan menjadi sinyal positif untuk pemulihan pasar otomotif tahun 2021 ini. Dalam 2 tahun terakhir, pasar otomotif pada 2020 mengalami penurunan sebesar 45% bila dibandingkan dengan 2019 akibat kondisi pandemi.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pasar otomotif diperkirakan akan naik 30 persen dengan volume total sebanyak 750 ribu unit pada 2021 dibanding 2020 dengan volume sekitar 570 ribuan. Namun peningkatan pasar otomotif tahun 2021 ini belum dapat sepenuhnya normal kembali level market-nya seperti pada 2019 lalu.

Secara nasional, penjualan ritel otomotif Indonesia pada Januari 2021 mencapai sekitar 53 ribu unit atau turun sekitar 21,4 persen dibandingkan pada Desember 2020 sekitar 68 ribu unit. Sementara itu, untuk penjualan ritel Daihatsu mencapai 9.528 unit, atau naik sebesar 3,5 persen daripada Desember 2020 sebanyak 9.203 unit. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement