REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ingin jadi pengusaha, mulailah sekarang. Inilah pembekalan Sekolah Bakti Mulya 400 untuk peserta didiknya agar mereka menjadi entrepreneur pada masa kini.
Acara yang mengundang para CEO untuk sharing gagasan tersebut diberi nama CEO And Studentpreneur Talk. Acara tersebut berlangsung pada Jumat (19/2) pukul 13.15 -15.15 WIB dan mengusung tema “Start Up, Start Now”. Kegiatan tersebut berlangsung meriahdan dihadiri lebih dari 200 peserta siswa SMP dan SMA. Acara mengalir lancar dipandu oleh Keilla Thalita Alea, siswa kelas X SMA Bakti Mulya 400.
Dalam opening speech, Sutrisno Muslimin, ketua Pelaksana Harian Sekolah Bakti Mulya 400 menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan di sekolah. “Untuk menjadi wirausaha tak perlu menunggu nanti. Dengan memikirkan masa depan pada hari ini maka kita telah mengantisipasi semua perubahan yang akan terjadi pada masa mendatang,” kata Sutrisno Muslimin seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Selain memanfaatkan waktu, Sutrsino Muslimin juga mendorong agar semua siswa belajar dari orang-orang sukses dan super kaya dalam berbisnis. “Orang yang superkaya bukan orang yang mampu dalam segala hal namun orang yang bisa menjual kemampuannya,” ujarnya.
Sutrisno mencontohkan, Jack Ma merupakan orang yang sering ditolak bekerja di banyak perusahaan namun dengan kegigihan dan keuletannya dia menjadi orang yang super kaya karena membuat retailer online terbesar di China, yaitu Alibaba Group.
Bertindak sebagai narasumber pada kegiatan tersebut Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin. Dalam meterinya, Arief Nasrudin menyampaikan perlunya menjadi pengusaha agar lebih banyak berperan untuk memajukan kehidupan bangsa Indonesia. “Mumpung masih muda sekarang ini perlu memupuk sikap mental yang unggul dan aksi nyata untuk memecahkan masalah,” kata Arief.
Untuk menciptakan metal pengusaha, Arief Nasrudin mengingtakan akan pentingnya dare to be different, berani tampil beda dengan ide yang unik. “Dengan memiliki sifat demikian maka pengusaha harus mampu menciptakan kreativitas” tuturnya.
Untuk itu siswa dituntut untuk berpikir dan bertidak hal-hal yang laur biasa atau "out of the box”. Karenanya Arief Nasrudin berpesan kepada pelajar agar jangan terjebak kepada rutinitas.
Dengan memotivasi kepada seluruh peserta, Arief Nasrudin juga menyampaikan bahwa menjadi pengusaha memiliki kesempatan ekspansi tanpa batas. “Berbeda dengan negara yang dibatasi wilayah, bidang usaha ekonomi bisa luas melampaui negara-negara lain bahkan menguasai dunia,” ujar Arief.
Acara makin interaktif karena diisi juga dengan dialog dengan Faransyah Jaya atau yang lebih popular dipanggil Coach Faran, founder Wiranesia Foundation. Selain menanggapi tanya jawab para peserta, Coach Faran juga memberikan tips merintis usaha. Dengan pengalaman Coach Faran yang mendampingi pelaku UMKM maka tips tersebut sangat cocok dengan kondisi siswa yang ingin langsung terjun praktik sebagai wirausaha.
Salahsatu tips yang disampaikan Coach Faran adalah memulai usaha dengan memanfaatkan teknologi digital atau digital entpreneur. Untuk memulainya siswa bisa menjadi pencipta produk maupun reseller. “Untuk menjadi pencipta produk maka mulai dari hal yang paling disukai, bisa bidang kuliner, fashion maupun asesories,” kata Coach Faran.
Coach Faran juga menyarankan agar memulai dari skala yang kecil terlebih dahulu, yang penting dilakukan secara rutin. “Rutinitas tersebut selain menyangkut produk juga terkait dengan marketingnya. Karena itu penting utuk memanfaatkan sarana sosial media untuk promosi sehingga tercipta brand image yang baik,” paparnya.
Gayung bersambut dengan para peserta, pada kesempatan tersebut juga sekaligus menjadi ajang konsultasi dari siswa yang sudah mulai merintis usaha. Ada dua siswa yang menampilkan usaha mereka yaitu Kinara, kelas XII IPS dan Thalia Syah Putri, kelas XI IPS.
Kinara menyampikan pengalamannya menekuni usaha membuat minuman ringan. Dalam kegiatannya Kinara mendemonstasikan cara mengolah minuman, mengemas dan sekaligus memasarkannya.
Demikian juga Thalia yang menekuni bidang aksesori. Dia menunjukkan koleksi buatannya sekaligus menyampaikan cara memasarkan dengan menggunakan sosial media Instagram miliknya.
Sampai menjelang selesainya acara, nampak peserta masih antusias untuk berdialog tentang bidang usaha yang ditekuninya. Karena itu Coach Faran memberikan pelayanan berupa mentoring bisnis kepada siswa Bakti Mulya 400 agar mereka terus tumbuh berkembang menjadi pengusaha muda yang sukses.