REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyandang diabetes yang terinfeksi Covid-19 mencapai 35 persen dari jumlah pasien Covid-19 yang ada di Indonesia. Tingginya pasien diabetes yang terinfeksi virus Covid-19, menjadi salah satu alasan mengapa diabetesi perlu divaksin.
Demikian topik yang mengemuka dalam Webinar “Vaksin Covid-19 dan Diabetesi” bersama aplikasi Teman Diabetes. Webinar menghadirkan Dr dr Em Yunir, SpPD-KEMD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Metabolik Endokrin dari RS Cipto Mangunkusumo, sekaligus Sekjen Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) pada Sabtu, (20/2).
Webinar ini mengungkapkan ada tiga alasan penyandang diabetes perlu mendapatkan vaksin Covid-19. “Pertama pasien diabetes merupakan kelompok yang rentan terinfeksi Covid-19 karena mengalami penurunan sistem imun. Yang kedua karena mereka mudah mengalami berbagai macam infeksi yang dapat memperparah kondisi penyakit diabetes, dan alasan ketiga adalah vaksin dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pasien Diabetes Melitus dengan Covid-19,” ucap Em Yunir.
Karena itu, para dokter Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan penyandang diabetes yang dapat menerima vaksin Covid-19 adalah penyandang diabetes melitus tipe 2 terkontrol dan HbA1c <7,5 persen. Akan tetapi sebelum mendapatkan vaksin Covid-19, penyandang diabetes harus mempersiapkan diri.
Penyandang diabetes menurut Em Yunir, harus mengetahui kondisi diabetes yang dideritanya, apakah dalam kondisi akut atau terkontrol dengan obat-obatan. Karena itu, dalam pendaftaran vaksin biasanya sudah ada rekam medis secara otomatis. Sehingga jika penyandang diabetes akan vaksin di Puskesmas atau rumah sakit, akan dicek lagi gula darahnya. Kalau gula darah tinggi, biasanya 300-400 mg/dl biasanya vaksin akan ditunda.
"Hanya saja jika gula darah terkontrol misalnya 150-200 mg/dl dan itu diupayakan dengan obat-obatan pengendali gula darah, bisa mendapatkan vaksin Covid-19. Selain itu apabila ada gejala lain seperti demam atau diare, penyandang diabetes juga tidak boleh mendapatkan vaksin,” ungkap Em Yunir.
Pentingnya penyandang diabetes memperhatikan kondisi gula darah sebelum divaksin, dikarenakan kondisi gula darah sangat mempengaruhi respon imun. Semakin baik hasil gula darahnya, maka respon imun penyandang diabetes akan lebih baik dibandingkan diabetesi yang gula darahnya tidak terkontrol.
Ada beberapa hal lainnya yang juga dikemukakan Em Yunir terkait respon imun penyandang diabetes terhadap vaksin. Bahwa kontrol Diabetes Melitus yang buruk, di mana kadar gula darah tidak terkontrol atau penggunaan insulin dalam jangka waktu lama, dapat mempengaruhi penurunan sistem imun dan meningkatkan risiko infeksi.
Product Manager Aplikasi Teman Diabetes PT Global Urban Esensial, Fredi Indra Jaya Daeli mengatakan, di sinilah peran aplikasi Teman Diabetes yang membantu mengontrol gula darah penyandang diabetes. “Melalui aplikasi Teman Diabetes, diabetesi dapat memantau gula darah secara mandiri, di mana pasien dapat melakukan input data gula darah harian, data makanan, dan obat yang dikonsumsi ke dalam aplikasi Teman Diabetes untuk kemudian didiskusikan dengan dokter dari pasien masing-masing,” jelasnya.
Di dalam Aplikasi Teman Diabetes yang dapat didownload di Play Store dan Apple Store ini, juga tersedia layanan untuk konsultasi pasien kepada edukator diabetes. Layanan ini akan mempermudah pasien berkonsultasi terkait kondisi diabetes yang dialami misalnya Hypoglikemia, Hyperglikemia, atau konsultasi lain seputar diabetes.
Aplikasi Teman Diabetes juga terintegrasi dengan alat glucometer atau alat cek gula darah yang terkoneksi dengan Bluetooth sehingga data gula darah dapat ditransfer ke aplikasi Teman Diabetes secara langsung setelah melakukan tes gula darah.