Senin 22 Feb 2021 10:10 WIB

Tidur Kurang dari 5 Jam Sehari Picu Demensia dan Kematian

Pentingnya tidur terus diteliti oleh para ilmuwan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Pentingnya tidur terus diteliti oleh para ilmuwan.
Foto: PxHere
Pentingnya tidur terus diteliti oleh para ilmuwan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pentingnya tidur terus diteliti oleh para ilmuwan. Bagi orang dewasa yang lebih tua, dampak kurang tidur bisa menyebabkan risiko demensia lebih tinggi, bahkan kematian.

Hampir enam juta orang dewasa hidup dengan penyakit Alzheimer atau bentuk lain dari demensia di Amerika Serikat (AS) saja. Diperkirakan pada 2050, sekitar 16 juta orang dewasa di AS akan hidup dengan Alzheimer.

Baca Juga

Para peneliti yang berbasis di Brigham and Women's Hospital dan Boston College menerbitkan temuannya mengenai bagaimana kurang tidur dapat dikaitkan dengan demensia dan kematian dalam jurnal Aging bulan ini. Kelompok itu menganalisis data dari National Health and Aging Trends Study (NHATS), yang terdiri dari individu memenuhi syarat Medicare berusia 65 tahun ke atas di Amerika Serikat.

Survei longitudinal itu mencakup pertanyaan mengenai durasi tidur (jumlah jam per malam), latensi tidur (berapa lama, rata-rata, waktu yang dibutuhkan untuk tertidur setiap malam), serta apakah seseorang perlu tidur siang atau tidak di siang hari. Pertanyaan juga termasuk ada atau tidaknya kesulitan fokus pada siang hari, demensia, dan semua penyebab kematian selama masa studi lima tahun?

Para peneliti studi mengekstrak data dari 2.810 orang dewasa (usia rata-rata adalah 76 tahun) dari populasi penelitian untuk menilai hubungan antara gangguan tidur, demensia, dan semua penyebab kematian. Dilansir Forbes, Senin (22/2), peneliti menemukan bahwa orang yang tidur lima jam per malam atau kurang, ternyata memiliki risiko dua kali lipat lebih besar terkena demensia daripada mereka yang melaporkan tidur tujuh hingga delapan jam per malam.

Baca juga : 8 Kebiasaan Ini Bikin Cepat Tua

Mereka yang membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk tertidur setiap malam memiliki risiko 45 persen lebih besar terkena demensia. Mereka yang melaporkan kurang tidur, serta kebutuhan untuk tidur siang setiap hari, atau kesulitan tetap waspada di siang hari juga mengalami peningkatan dalam semua penyebab kematian selama periode lima tahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement