REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Smoothie merupakan salah satu sajian minuman berbasis buah-buahan seperti pisang dan bluberi. Penyajian smoothie biasanya dilengkapi dengan beragam sumber lemak yang sehat seperti selai kacang, alpukat, dan biji chia.
Selain itu, smoothie juga bisa dikreasikan menjadi minuman kaya protein dengan penambahan bubuk protein. Sajian ini dikenal sebagai smoothie protein.
Smoothie, termasuk smoothie protein, dapat menjadi minuman yang menunjang kesehatan atau pun sebaliknya, bergantung pada cara penyajian. Smoothie yang dibuat sendiri di rumah tentu lebih sehat dibandingkan smoothie protein siap santap yang dijual bebas karena memiliki kandungan gula yang cukup tinggi.
Akan tetapi, bukan hanya jumlah kalori atau gula yang penting dalam penyajian smoothie protein. Cara meminum smoothie juga perlu diperhatikan, khususnya terkait seberapa cepat smoothie tersebut diminum.
Secara umum, anjuran makan atau minum adalah dilakukan secara perlahan. Makan dan minum dengan perlahan akan memberikan waktu bagi sistem pencernaan di dalam tubuh untuk melakukan pekerjaannya. Cara ini juga memberikan waktu bagi otak untuk menerima sinyal bahwa tubuh sudah kenyang.
Namun bila bicara mengenai konsumsi smoothie protein, hal tersebut tidak berlaku. Seperti dilasir di laman Eat This, cara terbaik untuk mengonsumsi smoothie protein adalah meminumnya secepat mungkin menurut dr Gabrielle Lyon. Menikmati smoothie protein secara perlahan dengan sedotan merupakan cara yang kurang tepat.
Dr Lyon mengatakan asupan protein berperan penting dalam menunjang jaringan otot di dalam tubuh. Menurut dr Lyon, diperlukan asupan building block protein yaitu asam amino dalam jumlah yang cukup secara sekaligus.
"Kurang dari itu, Anda hanya mendapatkan kalori," ujar dr Lyon.
Salah satu jenis protein yang direkomendasikan dr Lyon untuk ditambahkan ke dalam smoothie adalah protein whey. Alasannya, protein whey memiliki profil asam amino yang besar.