REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi X DPR RI merespons beragam terkait pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menargetkan kegiatan belajar tatap muka dilaksanakan kembali pada Juli mendatang. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian setuju dengan target tersebut.
"Boleh saja optimis buat target tatap muka Juli, supaya satuan pendidikan dan orang tua mempersiapkan diri," kata Hetifah kepada Republika, Kamis (25/2).
Namun, ia meminta agar data perkembangan situasi penyebaran Covid-19 di masing-masing daerah tetap terus dipantau. Politikus Partai Golkar itu berharap program vaksinasi bagi guru dapat berjalan lancar.
"Semoga vaksinasi lancar dan covid terkendali," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mempertanyakan target rencana tatap muka tersebut. Menurutnya, perlu dipastikan Juli mendatang seluruh pihak baik guru maupun siswa sudah divaksinasi.
"Apakah peserta didik juga sudah divaksinasi?" ucapnya.
Politikus PKS itu mengatakan mulai atau tidaknya pembelajaran tatap muka, sebaiknya jangan hanya berupa instruksi. Ia berharap agar semua pemangku kepentingan terlibat dalam pengambilan keputusan kebijakan tersebut.
"Kalau memang benar mau dilaksanakan PTM maka pemerintah memfasilitasi kebutuhan agar terlaksanakannya prokes," kata dia.
Selain itu, ia juga mendorong agar perlu juga mempertimbangkan penyebaran Covid-19 di tiap daerah. Sehingga pelaksanaan belajar tatap muka tidak diserentakan di semua daerah.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mendukung target Presiden Jokowi untuk membuka pembelajaran tatap muka di sekolah pada Juli mendatang. Karena itu, ia mendorong agar vaksinasi bagi lima juta tenaga pendidik harus segera dituntaskan.
"Kami menilai target Presiden Jokowi untuk membuka sekolah dan mengadakan pembelajaran tatap muka Juli mendatang harus didukung. Dengan demikian ancaman loss learning bagi anak-anak kita bisa diminimalkan," kata Huda, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Kamis, (25/2).
Ia juga menjelaskan, pembelajaran jarak jauh sebagai alternatif pola belajar selama pandemi Covid-19 banyak dikeluhkan siswa, guru, maupun orang tua siswa. Berbagai kendala mulai dari keterbatasan kuota, minimnya gadget, hingga tidak meratanya akses internet membuat proses pembelajaran jarak jauh tidak berjalan maksimal.
Akibatnya, banyak peserta didik yang tidak mendapatkan kompetensi sesuai dengan tingkatnnya. "Harus diakui pembelajaran tatap muka saat ini masih merupakan metode terbaik di Indonesia. Oleh karena itu kami mendukung pembukaan sekolah di awal tahun ajaran baru nanti," tutur politikus PKB tersebut.
Sebelumnya, program vaksinasi Covid-19 untuk guru dan tenaga kependidikan (GTK) telah dimulai pada Rabu (24/2). Presiden Jokowi menargetkan mengatakan prioritas vaksinasi diberikan kepada guru dan tenaga kependidikan agar pembelajaran tatap muka bisa dimulai sepenuhnya pada Juli 2021, bertepatan dengan tahun ajaran baru 2021/2022.
"Kita harapkan nanti setelah provinsi DKI Jakarta, semua provinsi juga melakukan hal yang sama. Karena tenaga pendidik, kependidikan, guru, kita berikan prioritas agar nanti di awal semester kedua pendidikan tatap muka bisa kita mulai lakukan," ujar Presiden Jokowi di SMAN 70 Jakarta, Rabu (24/2).