REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Universitas Andalas mengirim Tim Pusat Studi Bencana (PSB) Unand ke Mamuju, Sulawesi Barat untuk melakukan Studi Investigasi Dampak Bencana Gempa 2021 di Mamuju-Majene, Provinsi Sulawesi Barat dari tanggal 3 Februari sampai 9 Februari 2021. Tim ini terdiri dari empat orang, yaitu Prof Fauzan (Direktur PSB Unand), Dr Febrin Anas Ismail, Prof Abdul Hakam, dan M. Nasir S, Ph.D.
Di Mamuju, Tim PSB Unand berkoordinasi dengan Koordinator Tanggap Darurat Gempa Provinsi Sulawesi Barat yang dipegang oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Sulawesi Barat. Tim PSB Unand ditugaskan langsung Rektor Universitas Andalas, Prof Yuliandri, untuk dapat memberikan segala tindakan dan bantuan semaksimal mungkin yang diperlukan oleh Pemerintah Sulawesi Barat dan seluruh masyarakat yang terkena gempa.
Selama di Mamuju, tim yang diketuai Prof Fauzan melakukan sharing pengalaman dalam menghadapi bencana khususnya mengenai kerusakan fasilitas umum dan perumahan masyarakat. “Hal utama yang sangat penting dan harus dilakukan adalah menilai kerusakan secara cepat dan memperbaikinya," ujar Prof Fauzan.
Selain itu, Tim PSB Unand juga melakukan pelatihan terhadap anggota Tim Tanggap Darurat Bencana Sulawesi Barat untuk menilai kerusakan bangunan seperti rumah masyarakat dan gedung-gedung perkantoran. Pelatihan dilakukan langsung di lingkungan Perkantoran Gubernur Provinsi Sulawesi Barat.
Tidak hanya itu saja, Tim PSB Unand juga memperkenalkan kontruski bangunan tahan gempa yang dikembangkan oleh Universitas Andalas. Kontruksi ini dikenal dengan metode “perkuatan kawat anyam”. Tim juga melakukan pelatihan berupa praktik tentang cara memperbaiki dinding yang rusak akibat gempa agar lebih kuat dan tahan dari sebelumnya.
Guna perbaikan pada bangunan yang tanah/lantainya mengalami penurunan, diajarkan metoda perbaikan yang paling efektif dan efisien oleh Prof Abdul Hakam, pakar Geoteknik Unand. Dalam beberapa kesempatan, Tim PSB Unand diminta pemerintah provinsi untuk melakukan pemdampingan pada fase transisi dan rehabilitasi rekontruksi pascagempa Sulawesi Barat.
Hal itu bertujuan untuk meningkatkan semangat, kapasitas, dan kemandirian Pemerintah Sulawesi Barat serta masyarakatnya untuk membangun kembali kota mereka yang hancur akibat gempa. "Terutama bangunan-bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya termasuk jaringan Telkom dan listrik agar dapat digunakan kembali," kata M. Nasir, Ph.D, yang juga dikenal sebagai pakar Jaringan di Unand.