REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus aktif melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kali ini UMM kembali berprestasi dengan berhasil menempati posisi keempat dari sepuluh perguruan tinggi nasional yang mendapatkan pendanaan proposal pengabdian terbanyak se-Indonesia. Rangking ini dirilis oleh Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (Kemenristek/BRIN) pada Selasa (23/2) lalu.
Kemenristek/ BRIN sendiri telah menggelontorkan Rp54,8 miliar untuk mendanai riset Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi pada tahun anggaran 2021. Berada di urutan ke 4 setelah Universitas Bosowa, Universitas Udayana dan Universitas Tadulako, UMM mendapatkan pendanaan sebesar Rp 977.900.000. Kepala Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) UMM, Prof. Dr. Yus Mochamad Cholily, M.Si mengatakan bahwa ini merupakan capaian yang luar biasa di situasi yang sulit saat ini.
“Pada masa pandemi seperti ini, Kemenristek/BRIN mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi kuota pendanaan proposal pengabdian masyarakat. Namun UMM berhasil mendapat kepercayaan dan menempati posisi keempat pendanaan terbanyak. Hal ini merupakan suatu kebanggaan,” ujar dosen FKIP itu, dalam siaran persnya, Jumat (26/2).
Yus berkata selain menempati posisi keempat pendanaan terbanyak, salah satu program pengabdian masyarakat milik UMM juga masuk ke daftar pengabdian masyarakat unggulan versi Kemenristek/BRIN.
“Salah satu dari program pengabdian masyarakat UMM masuk ke daftar lima pengabdian masyarakat unggulan Kemenristek/BRIN. Pengabdian tersebut berfokus pada pengembangan budidaya ikan berbasis penerapan media solar cell,” kata Yus.
Meskipun telah berhasil memperoleh pencapaian yang luar biasa, Yus menyampaikan bahwa DPPM UMM tidak berhenti untuk terus berinovasi dan melakukan perbaikan kualitas. Pihaknya akan lebih masif lagi dalam mendampingi proposal-proposal pengabdian masyarakat.
“Pada bulan Maret, kami akan melakukan roadshow ke fakultas-fakultas dalam rangka sosialisasi syarat-syarat proposal dari Kemenristek/BRIN serta membahas topik-topik apa saja yang bisa dilakukan pada masa pandemi. Selain itu juga akan dilakukan pendampingan terhadap proposal yang telah dibuat oleh dosen-dosen. Kami juga menghadirkan enam reviewers nasional untuk meninjau kualitas proposal,” lanjut dosen kelahiran Jombang tersebut.
Melalui berbagai upaya tersebut Yus berharap, kedepannya semakin banyak proposal hasil penelitian dari para dosen yang bisa diajukan ke pendanaan eksternal dengan kualitas yang lebih baik. Terlebih lagi, pengabdian ini didukung oleh tim ahli yang solid dari dari seluruh fakultas, mulai dari keteknikan, pertanian, peternakan perikanan, pendidikan, sosial dan tim ahli yang lain.
“Saya berharap dengan berbagai usaha pendampingan yang telah kita lakukan, kualitas proposal UMM semakin meningkat dan semakin banyak proposal yang lolos pendanaan,” pungkasnya