REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga secara rutin memang baik untuk kesehatan dan kebugaran. Namun, jika dilakukan secara berlebihan justru akan mendatangkan dampak sebaliknya.
dr Grace Joselini Corlesa, MMRS, SpKO, spesialis kedokteran olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, olahraga harus dilakukan dengan dosis yang tepat. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda untuk intensitasnya.
"Setiap orang itu berbeda kalau berlebihan enggak baik atau over training. Kita kalau olahraga juga enggak bisa mengikuti kecepatan orang lain, makanya kalau saya meresepkan olahraga targetnya bukan berapa kilo tapi targetnya adalah hitungan nadi dan waktu," kata Grace dalam forum "Bergerak Aktif dan Optimal", Ahad (28/2).
Olahraga secara berlebihan bisa memberi dampak yang buruk pada kesehatan. Beberapa ciri dari olahraga yang berlebihan di antaranya jantung berdetak kencang meski tidak berolahraga, sering lelah, sulit berkonsentrasi, suasana hati mudah berubah dan sering cedera.
Grace juga menyebutkan beberapa ciri lain dari seseorang yang berlebihan olahraga adalah gangguan menstruasi, sering tidak enak badan, berat badan turun drastis, depresi dan daya tahan tubuh yang melemah. "Badan terasa nyeri, dehidrasi, radang tendon, gangguan tidur, nafsu makan berkurang, sering flu dan gangguan jantung atau aritmia," ujar Grace.
Jika mulai mengalami gejala-gejala akibat olahraga berlebihan, Grace menyarankan untuk segera mengurangi frekuensi berolahraga. Selain itu, cukupi juga konsumsi makanan sehat dan air minum.
"Berhenti dulu olahraganya, dijeda dulu, konsultasi, bukan berhenti total tapi dikurangi atau diganti jenis olahraganya. Terus frekuensinya dikurangi, cukupi waktu istirahat, istirahat juga bagian dari olahraga dan yang paling penting analisa dari dokter," kata mantan dokter timnas sepak bola wanita AFF itu.