Senin 01 Mar 2021 11:42 WIB

Pergi ke Gym Membuat Lebih Berisiko Selama Pandemi Covid-19

Melakukan olah raga di dalam ruangan mungkin jauh lebih berisiko tertular Covid 19

Rep: Puti Almas/ Red: Gita Amanda
Dalam sebuah studi terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), diketahui bagaimana melakukan olah raga di dalam ruangan mungkin jauh lebih berisiko dibanding yang dipikirkan banyak orang, secara khusus jika masker tidak digunakan oleh setiap individu.
Foto: REUTERS/Ahmed Yosri
Dalam sebuah studi terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), diketahui bagaimana melakukan olah raga di dalam ruangan mungkin jauh lebih berisiko dibanding yang dipikirkan banyak orang, secara khusus jika masker tidak digunakan oleh setiap individu.

REPUBLIKA.CO.ID, Apakah pergi ke pusat kebugaran atau gym aman selama pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) berlangsung saat ini? Dalam sebuah studi terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), diketahui bagaimana melakukan olah raga di dalam ruangan mungkin jauh lebih berisiko dibanding yang dipikirkan banyak orang, secara khusus jika masker tidak digunakan oleh setiap individu.

Sebuah studi kasus menunjukkan seorang warga di Chicago mengikuti kelas di pusat kebugaran dalam ruangan saat dirinya merasa mual. Ia kemudian dinyatakan positif Covid-19 dan tempat gym segera ditutup.

Baca Juga

Namun, sebanyak 55 dari 81 orang yang menghadiri kelas olah raga itu juga dinyatakan positif Covid-19 antara 24 Agustus dan 1 September 2020. Beruntung, tidak ada pasien yang meninggal, namun satu orang mengalami gejala berat dan harus dirawat di rumah sakit selama delapan hari.

CDC memperkirakan bahwa 40 persen orang yang terinfeksi virus corona jenis baru menghadiri kelas pada hari itu atau lusa, hingga gejala mulai muncul. Diperkirakan sebanyak 76 persen peserta tidak mengenakan masker.

Peserta di tempat gym membawa alat beban dan matras sendiri ke kelas dan menjaga jarak masing-masing terpisah sejauh enam kaki, serta melakukan pemeriksaan kesehatan seperti pengecekan suhu sebelumnya. Namun, tidak semua orang mengenakan masker saat berolah raga.

"Sebagian besar peserta tidak memakai masker selama olahraga. Penggunaan masker yang jarang saat berpartisipasi di dalam ruangan kemungkinan besar berkontribusi pada penularan," tulis CDC dalam laporan, dilansir Salon, Senin (1/3).

Para ahli menilai orang-orang mungkin harus menunggu cuaca yang lebih hangat untuk memulai aktivitas olahraga di luar rumah. Joshua Epstein, seorang profesor epidemiologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Global NYU, mengatakan bahwa sebaiknya menunggu hingga musmi semi berlangsung di sebagian besar wilayah di dunia, karena suhu akan lebih hangat dan situasi bisa menjadi lebih aman.

"Ini respirasi tinggi di ruang tertutup. Orang-orang membawa masker tetapi ternyata kebanyakan mengatakan bahwa mereka jarang mengenakannya. Semua itu adalah keadaan yang sangat berisiko tinggi,” jelas Epstein.

Dalam laporan terpisah dari CDC, peneliti mengaitkan sebanyak 31 kasus Covid-19 dengan instruktur kebugaran di Honolulu yang mengajar kelas kebugaran di berbagai fasilitas. Menurut laporan itu, ia mengajar kelas bersepeda selama satu jam dengan 10 peserta pada 29 Juni dan tidak ada yang memakai masker.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement