REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut sebuah penelitian dari University of North Carolina di Chapel Hill, orang gemuk yang didiagnosis dengan Covid 19 dua kali lipat lebih mungkin dirawat di rumah sakit. Sebanyak 74 persen dari mereka juga membutuhkan unit perawatan intensif dan 48 persen lebih mungkin meninggal.
"Penelitian juga mengaitkan obesitas dengan respons yang lebih rendah terhadap banyak vaksin. Sementara itu survei di Inggris menemukan dua kali lebih banyak orang yang menambah berat badan daripada kehilangannya selama lock down pandemi awal pada awal 2020," jelas penelitian tersebut seperti dilansir dari laman Eat This, Selasa (2/3).
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di PLoS One, para peneliti menemukan pasien Covid dengan obesitas berat (artinya BMI 35 atau lebih) dua kali lebih mungkin untuk dirawat di ICU, dan empat kali lebih mungkin meninggal karena sebab apa pun. Ini memperkuat beberapa penelitian sebelumnya yang menemukan orang gemuk dengan Covid lebih mungkin dirawat di rumah sakit, membutuhkan ventilasi mekanis dan meninggal.
Dalam sebuah studi Agustus yang diterbitkan di Obesity Reviews, para ilmuwan menganalisis 75 studi dan menemukan bahwa obesitas (BMI lebih dari 30) dengan Covid 19 dikaitkan dengan risiko kematian 48 persen lebih tinggi, risiko rawat inap 113 persen lebih tinggi. Kemudian risiko masuk ke perawatan intensif 74 persen lebih tinggi.
Para peneliti juga memperingatkan bahwa obesitas dapat mengurangi efektivitas vaksin Covid, karena obesitas terbukti menurunkan efektivitas vaksin lain. Obesitas tidak hanya dikaitkan dengan hasil buruk dari Covid 19 tampaknya juga meningkatkan kemungkinan Anda terinfeksi virus corona. Satu penelitian di Inggris menemukan bahwa kelebihan berat badan, obesitas, atau obesitas parah meningkatkan risiko infeksi Covid masing-masing sebesar 31 persen, 55 persen dan 57 persen.
Mengapa orang dengan obesitas berisiko?
Obesitas telah terbukti meningkatkan peradangan di seluruh tubuh dan merusak sistem kekebalan, yang dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi dari penyakit lain seperti influenza. Selain itu, orang dengan obesitas cenderung memiliki tingkat kondisi kesehatan lain yang terkait dengan Covid parah.
"Meskipun alasan pasti untuk hasil Covid 19 yang buruk pada obesitas masih belum pasti, pasien dengan obesitas secara unik rentan," kata Dr Ana Mostaghim, penulis utama studi PLoS One.
Mereka mungkin memiliki faktor risiko independen [diabetes tipe-2, hipertensi, dan penyakit arteri koroner] untuk hasil yang buruk dalam Covid 19, kondisi yang meradang dan dimediasi oleh kekebalan. Gula darah tinggi dan diabetes telah dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dengan virus korona lain seperti SARS dan MERS.
Selain itu, salah satu aspek risikonya adalah fisika murni. Saat Anda mengalami obesitas, timbunan lemak yang lebih besar di dinding dada, rongga dada, dan rongga perut memberikan tekanan ke dada, yang berarti bahwa orang gemuk harus bekerja lebih keras untuk bernapas, bahkan ketika mereka sehat. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit , 42,5 persen orang Amerika di atas usia 20 tahun mengalami obesitas, dan 73,6 persen kelebihan berat badan (didefinisikan sebagai BMI di atas 25).