Rabu 03 Mar 2021 12:25 WIB

Ilmuwan Temukan Komet Baru yang akan Melintas Tahun Ini

Komet Leonard dalam kondisi beku selama puluhan ribu tahun dan akan segera terlihat.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Komet. Ilustrasi.
Foto: Antara
Komet. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah komet baru akan menuju matahari dan diprediksi akan cukup terang untuk dapat dilihat dari Bumi dengan mata telanjang pada akhir tahun ini. Komet tersebut disebut Leonard, dengan katalog C / 2021 A1.

Benda luar angkasa ini ditemukan oleh astronom Gregory J. Leonard pada 3 Januari lalu di Observatorium Mount Lemmon atau juga dikenal sebagai Mount Lemmon Infrared Observatory. Observatorium ini terletak di Gunung Lemmon di Pegunungan Santa Catalina, sekitar 17 mil (28 kilometer) timur laut Tucson, Arizona, Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

Leonard adalah peneliti senior spesialis untuk Survei Langit Bulan dan Laboratorium Planet di observatorium itu. Ketika menemukan gambar komet itu, ini menjadi objek yang sangat redup berkekuatan 19 dan hampir 160.000 kali lebih redup dibandingkan bintang paling redup yang terlihat dengan mata telanjang.

Tidak mengherankan, ketika pertama kali terlihat, komet itu berjarak sekitar lima unit astronomi dari matahari (satu unit astronomi, atau AU, sama dengan jarak rata-rata Bumi dari matahari 149 juta km). Jadi, pada jarak 5 AU, Komet Leonard berada di dekat orbit Jupiter, jauh dari matahari, tetapi baru mulai merasakan efek sinarnya yang menghangat dan perlahan-lahan memulai proses untuk berkembang menjadi benda langit yang mencolok.

Ketika komet Leonard pertama kali terlihat pada jarak tersebut dari matahari metanol (CH30H), air mulai menyublim atau dari keadaan beku menjadi gas. Bahkan di beberapa gambar, terlihat ada ekor yang samar.

Perhitungan pertama menunjukkan bahwa komet melakukan perjalanan dalam orbits elips yang sangat panjang dan rata, membawanya sejauh 3.500 AU dari matahari, serta 325 miliar mil (523 km). Di luar sana, suhu hanya sebagian kecil di atas nol mutlak, minus 459,67 derajat Fahrenheit (minus 273,15 derajat Celcius). Kondisi ini sangat dingin sehingga partikel berhenti bergerak.

Intinya, setelah berada dalam kondisi beku selama puluhan ribu tahun, Komet Leonard mulai terbangun dari tidur panjangnya. Orbit menunjukkan ini bukanlah komet baru yang datang langsung dari awan Oort atau lapisan es di sekitar tata surya tempat komet tampak berasal sebelum menukik mengelilingi matahari dan mengalami efek sinar matahari untuk pertama kalinya.

Sebaliknya, komet Leonard sedang melakukan perjalanan dalam orbit tertutup dan mungkin mengunjungi sekitar matahari setidaknya sekali sebelumnya, sekitar 70.000 tahun yang lalu. Ini adalah kabar baik.

Komet "baru" dalam orbit parabola. Komet yang belum pernah lewat di dekat matahari sebelumnya dan mungkin permukaannya ditutupi dengan bahan yang sangat mudah menguap seperti karbon dioksida beku, nitrogen, dan karbon monoksida.

Es tersebut cenderung menguap jauh dari matahari, memberikan komet yang jauh lonjakan kecerahan yang dapat meningkatkan ekspektasi yang tidak realistis. Kemudian saat semakin dekat ke matahari, kecerahan cepat mereka tiba-tiba melambat dan akhirnya jatuh jauh dari ekspektasi kecerahan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement