REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan bantuan kuota data internet yang akan disalurkan mulai 11 Maret akan menjadi "jembatan" sebelum sekolah tatap muka dimulai Juli 2021. Bantuan akan terus diberikan hingga Juni.
"Bantuan data kuota 2021 ini harapannya bisa jadi 'jembatan' tatap muka," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Muhammad Hasan Chabibie kepada wartawan secara daring diakses di Jakarta, Rabu (3/3).
Bantuan kuota data internet tersebut mulai disuntikkan tanggal 15 Maret dan akan selesai pada tanggal yang sama di bulan berikutnya. Bantuan akan terus diberikan dalam tiga bulan hingga berakhir di pertengahan Juni 2021. "Harapannya Juli sudah bisa tatap muka," ujar Hasan.
Sekali lagi, ia meminta agar bantuan kuota data internet itu benar-benar secara maksimal dapat digunakan sebagai "jembatan" agar proses belajar dan mengajar berjalan lancar di masa pandemi Covid-19.
"Yang jelas kami koordinasi teknis dengan operator (telekomunikasi) untuk menjaga nyala api peserta didik," ujar dia.
Kemdikbud mengajukan alokasi anggaran kepada Kementerian Keuangan sebesar Rp 2,6 triliun untuk sekitar 30 juta bantuan kuota data internet yang akan digunakan untuk pendidikan jarak jauh (PJJ) pada bulan Maret sampai dengan Juni 2021.
Menurut Hasan, Kementerian memang belum membahas anggaran bantuan kuota data internet lainnya seandainya pada Juli mendatang sekolah tatap muka belum juga memungkinkan untuk dilaksanakan.
"Anggaran setelah Juni, kami belum bisa bicara banyak, karena tergantung pengambil kebijakan tertinggi dalam hal ini Kementerian Keuangan. Tapi ada Dana BOS, salah satunya bisa saja digunakan untuk beli kuota. Saya masih optimistis vaksinasi akan berjalan baik," katanya.
Menurut Hasan, sekolah di beberapa daerah ada yang sudah menyiapkan protokol ketat untuk sekolah tatap muka. Beberapa pemerintah daerah dan dinas terkait mulai mengambil ancang-ancang untuk melakukan hal sama.