REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 bisa dijadikan sebagai momentum kembali memperbaiki pola hidup lebih sehat. Kendati lebih banyak di rumah, namun dapat membuat lebih mudah mengatur asupan bagi tubuh.
Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Dhian Dipo, MA, mengatakan saat ini Indonesia mengalami beban ganda mengenai masalah gizi. Selain stunting pada anak, juga dihadapkan pada permasalahan gizi lebih (obesitas) terutama pada usia dewasa, baik pria maupun wanita dengan prevalensi lebih tinggi pada wanita.
"Terkait penanggulangan obesitas, seperti edukasi bagaimana menyadarkan masyarakat bahwa berat badan normal atau ideal itu penting untuk meningkatkan imunitas," kata Dhian dalam workshop 'Cerdas Baca Label Kemasan, Hindari Risiko Obesitas' bersama Nutrifood, Kamis (4/3).
Pola makan yang kurang baik menjadi faktor utama kontribusi penyakit, termasuk obesitas. Masyarakat Indonesia mengonsumsi gula, garam, lemak yang semakin meningkat.
"Makanan siap saji, olahan dengan garam gula minyak yang tinggi, karenanya penting membaca label lebih pintar supaya lebih menjaga imunitas," kata dia.
Prinsipnya, perlu kembali kepada gizi seimbang. Konsumsi buah dan sayur, selain karbohidrat dan protein secukupnya. Masyarakat bisa mengikuti pedoman yang sudah disediakan pemerintah, baik melalui website, media sosial maupun sarana edukasi lainnya.
Data menunjukkan bahwa tingkat obesitas pada orang dewasa meningkat dari 14,8 persen menjadi 21,8 persen dan prevalensi berat badan berlebih juga meningkat dari 11,5 persen pada 2013 menjadi 13,6 persen pada 2018.