Selasa 09 Mar 2021 16:44 WIB

Mahasiswa STMIK Nusa Mandiri Bahagia Ikuti Interdialogue

Kegiatan ini melatih keterampilan mahasiswa dalam berbahasa Inggris.

Kegiatan Interdialogue melatih keterampilan mahasiswa dalam berbahasa Inggris.
Foto: Dok STMIK Nusa Mandiri
Kegiatan Interdialogue melatih keterampilan mahasiswa dalam berbahasa Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Interdialogue merupakan salah satu kegiatan diskusi antarmahasiswa tingkat internasional. Kegiatan yang merupakan kerja sama  STMIK Nusa Mandiri dengan Diaspora Indonesia-Finlandia-Estonia  ini bertujuan untuk melatih keterampilan berbahasa Inggris mahasiswa Indonesia dengan warga negara asing. Interdialogue II telah dilakukan secara daring via zoom, pada Kamis (25/2) silam, mulai pukul 17.00 WIB.

Theodore, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri, mengatakan bahwa dia sangat senang mengikuti kegiatan ini.

“Saya senang dan bahagia ikut acara ini, karena mampu melatih keterampilan berbahasa Inggris saya. Pada acara ini saya dapat berdiskusi secara langsung dengan warga negara asing,  meskipun melalui daring,” ujarnya dalam keterangan pers, Jumat (5/3).

Ia juga menyampaikan saran agar kegiatan ini dapat ditambahkan durasi waktunya. Menurutnya,  waktunya terlalu singkat sehingga perlu untuk ditambah lagi durasinya. Mungkin bisa ditambah menjadi satu jam setengah.

“Saya berharap waktu yang disediakan saat diskusi lebih lama lagi, agar lebih mendalam dalam membahas materi yang disampaikan oleh mentor.  Karena,  kegiatan ini sangat menarik dan cukup bisa mengasah kemampuan saya berbahasa Inggris,” katanya.

Sedangkan, Wakil Ketua II Bidang Non Akademik STMIK Nusa Mandiri, Arif Hidayat menyampaikan bahwa kegiatan ini digagas bersama Ketua Diaspora Indonesia-Finlandia-Estonia, Yunita F  Kolu, dan dosen Universitas Djuanda, Fachri Helmanto.

“Kegiatan ini bertujuan untuk melatih komunikasi berbahasa Inggris sebagai bahasa internasional, dan diisi oleh dua narasumber yang berasal dari Eropa yakni Anna Shlipatska dan Kristian Muthugalalge. Mereka berdua merupakan polyglot (orang yang memilki kemampuan banyak bahasa),” ungkapnya dalam rilis yang diterima, Jumat (5/3).

Arif menjelaskan mereka berdua bertindak sebagai mentor dan membahas topik tentang traveling. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini merasa senang dan bangga karena bisa berdiskusi secara langsung dengan para mentor.

“Semoga acara ini dapat menambah wawasan dan keterampilan para mahasiswa, dan di kemudian hari mudah-mudahan kegiatan ini akan semakin panjang waktunya, sehingga mahasiswa bisa lebih dalam menggali potensi diri lewat dialog dan diskusi berbahasa Inggris ini,” harapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement