PT Sepatu Bata Tbk baru-baru ini dilaporkan telah digugat pailit di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) tersebut didaftarkan atas nama Agus Setiawan yang masuk pada Selasa (9/3/21) kemarin.
Sepatu Bata atau T&A Bata Shoe Company merupakan bagian dari Bata Shoe Organization (BSO) dan terdaftar di Zlin, Cekoslowakia. Pendirinya adalah dua bersaudara, Tomas Anna dan Antonin Bata. Bata merupakan salah satu produsen sepatu terbesar di dunia yang beroperasi di berbagai negara.
Perusahaan sepatu Bata sendiri telah berdiri lebih dari satu abad lamanya. Didirikan pada tanggal 24 Agustus 1894, Antonin Bata mendaftarkan perusahaan ini di kota Zlin, Ceko. Ia dan Tomas Bata memulai usahanya dengan modal sebesar USD350.
Baca Juga: Perusahaan Miliaran Dolar Ini Siap Investasi Bitcoin Rp835,9 Miliar, Buat ....
Namun, karena bisnisnya tak berjalan mulus, Tomas Bata belajar permesinan dan manajemen sepatu di New England, Amerika Serikat selama 6 bulan. Hingga akhirnya Perang Dunia I pecah di Eropa. Tetapi, justru menguntungkan Bata yang mendapatkan orderan sepatu tentara Austro-Hongaria. Total produksi sepatu tersebut pun sebanyak 50.000 buah sepatu sepanjang perang tersebut.
Usai Perang Dunia pertama, usaha Bata berkembang di beberapa negara, seperti Prancis, Swiss, Inggris, Belanda, dan Kanada. Di Ceko, Bata memiliki Batavillage, desa tempat pabrik Bata dan tenaga kerjanya.
Hingga pada 12 Juli 1932, Tomas Bata pun meninggal dunia karena kecelakaan pesawat. Namun, sebelum Tomas Bata meninggal, produk Bata sudah sampai ke Hindia Belanda. Sebuah perusahaan pengimpor pun berdiri pada 1931. Gudangnya yang ada sejak 1931 berada tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Priok. Perusahaan itu adalah NV Nederlandsch Indische Schoenhandel Maatschappij Bata.
Awalnya, Sepatu Bata ini merupakan importir sepatu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat Hindia Belanda. Pabrik pertama sepatu Bata didirikan pada tahun 1940 di Kalibata, Jakarta Selatan. Setelah kemerdekaan, sepatu Bata terus beroperasi dan menjadi saksi sejarah pergantian kekuasaan dari kolonialisme bangsa Eropa ke bangsa Indonesia pada tahun 1945.
PT Sepatu Bata, Tbk sendiri saat ini berada di dua tempat, Kalibata dan Medan. Keduanya telah menghasilkan lebih dari 7 juta pasang alas kaki dalam setahun yang terdiri dari 400 model sepatu, sepatu sandal, dan sandal, baik yang terbuat dari kulit, karet, maupun plastik.
Sebelum tahun 1978, status Bata di Indonesia masih menjadi perusahaan penanaman modal asing (PMA), sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Sehingga, Bata menjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi.
Hingga suatu hari, status para penyalur tersebut diubah. Tepatnya pada 1 Januari 1978, izin dagang Bata "dipindahkan" kepada mereka dan PT Sepatu Bata menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN).