Kamis 11 Mar 2021 12:41 WIB

Benarkah Persalinan Normal Memengaruhi Kepuasan Seksual?

Faktor kepuasan seksual pascamelahirkan terbanyak dipengaruhi oleh masalah psikis.

Melahirkan normal (ilustrasi).
Foto: Foto : MgRol_93
Melahirkan normal (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian wanita berpikir, melahirkan dengan proses normal dapat memengaruhi kepuasan seksual pada kemudian hari. Akhirnya tidak sedikit pada ibu yang memutuskan untuk operasi sesar. Namun, benarkah demikian?

Dokter spesialis kandungan dari Klinik Health 360 Indonesia, dr Ivan Maurits Sondakh, Sp.OG, mengatakan tidak ada hubungan antara kelahiran normal dengan kepuasan seksual. Dalam vagina terdapat otot-otot dan hormon yang dapat membuat organ dan ligamen menjadi lebih rileks.

Saat melahirkan secara normal, otot-otot tersebut akan melebar namun akan kembali pada posisi semula. "Seiring berjalannya waktu akan kembali ke ukuran yang mendekati semula. Kepuasan seksual tidak bergantung pada vagina ini, kadang-kadang ada yang dipengaruhi oleh faktor psikis," ujar dr Ivan belum lama ini.

Proses melahirkan secara sesar atau normal pada dasarnya ditentukan atas indikasi medis seorang ibu. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat melahirkan normal dengan kasus tertentu dapat membuat robekan lebih luas. 

"Mungkin kalau lahiran normal ada faktor-faktor lain seperti melahirkan bayi yang besar, atau robekan cukup luas atau otot tidak tersambung baik mungkin akan menyebabkan gangguan," kata dr Ivan.

"Tapi secara normal kalau semua berjalan dengan baik tidak ada masalah untuk kepuasaan seksual itu sendiri. Jadi jangan khawatir dia enggak akan berpengaruh," ujarnya.

Faktor kepuasan seksual pascamelahirkan ditentukan oleh beberapa sebab. Menurut dr Ivan yang paling banyak adalah masalah psikis.

"Setelah melahirkan dia jadi enggak percaya diri untuk melakukan hubungan seksual akhirnya timbul ketidakpuasan," kata dr Ivan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement