Senin 15 Mar 2021 05:35 WIB

Mewaspadai Risiko Serangan Jantung Lewat Mulut

Risiko terkait serangan jantung bisa tercermin melalui mulut.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Risiko terkait serangan jantung bisa tercermin melalui mulut.
Foto: picpedia.org
Risiko terkait serangan jantung bisa tercermin melalui mulut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulut dan jantung merupakan dua bagian tubuh yang berbeda dan mungkin tampak tak berkaitan. Padahal, risiko terkait serangan jantung bisa tercermin melalui mulut.

Hal ini diungkapkan dalam studi terbaru yang dilakukan tim peneliti dari Harvard School of Dental Medicine dan Forsyth Institute. Studi yang dimuat dalam Journal of Periodontology pada 29 Januari 2021 ini menunjukkan bahwa ada satu tanda pada mulut yang dapat mencerminkan bahwa seseorang bisa jadi memiliki risiko tinggi terhadap serangan jantung.

Baca Juga

Studi ini menggunakan pemindaian CT dan PET untuk mengukur inflamasi pada arteri dan gusi dari 304 partisipan. Empat tahun setelah itu, peneliti mendapati bahwa 13 partisipan mengalami kejadian kardiovaskular berat seperti serangan jantung.

Berdasarkan beragam data yang berhasil dikumpulkan pada studi ini, tim peneliti menyimpulkan bahwa keberadaan penyakit gusi yang aktif seperti peradangan gusi bisa memprediksi kemungkinan terjadinya serangan jantung di masa mendatang.

"Ini sangat berkaitan dengan orang dengan orang-orang yang saat ini memiliki penyakti inflamasi aktif (pada gusi)," pungkas salah satu peneliti Thomas Van Dyke DDS dari Forsyth Institute, seperti dilansir BestLife, Ahad (14/3).

Menurut peneliti, inflamasi gusi yang aktif kemungkinan memicu inflamasi pada arteri. Inflamasi pada arteri memainkan peran dalam terjadinya serangan jantung menurut American Heart Association (AHA).

Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kejadian penyakit gusi merupakan hal yang umum terjadi. Penyakit gusi bernama periodontitis diperkirakan terjadi pada lebih dari 47 persen orang dewasa berusia di atas 30 tahun atau lebih.

Angka tersebut tampak mengalami peningkatan seiring dengan proses penuaan. Diperkirakan ada lebih dari 70 persen orang dewasa di atas usia 65 tahun atau lebih yang memiliki masalah periodontal.

Ada beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa seseorang mungkin mengalami penyakit gusi. Salah satunya adalah gusi berdarah ketika menyikat gigi. Tanda lainnya adalah gusi kemerahan dan membengkak. Kondisi seperti ini perlu diperiksakan dan diobati oleh dokter gigi.

Beberapa upaya bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit gusi. Upaya tersebut meliputi sikat gigi secara rutin dan teratur, flossing, serta berkumur dengan mouthwash

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement