REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 memberikan dampak kepada perubahan trend berpakaian banyak orang. Kebiasaan yang terjadi selama era pandemi adalah menghabiskan waktu di rumah saja, meminimalisasi bepergian, dan bertatap muka melalui pertemuan virtual.
Oleh karenanya, hal itu pun berpengaruh kepada cara berpakaian banyak orang. Desainer Anggiasari Mawardi mengatakan, sepanjang masa pandemi pada 2020 lalu, ada sejumlah jenis pakaian yang diminati masyarakat saat itu. Yaitu pakaian yang sederhana dan juga mudah dipakai.
“Jadi pakaian yang nyaman di kulit pada bagian dalam dilengkapi dengan outer jika bepergian ke luar rumah. Bagian dalam bisa berbentuk piyama atau pakaian rumah yang nyaman tetapi bisa untuk pergi keluar juga,” jelas Anggia kepada Republika, baru-baru ini.
Dia mengatakan, beberapa bahan yang digunakan pada pakaian jenis luaran atau outer adalah pakaian dengan bahan taslan atau parasut. Sementara, pada pakaian piyama atau pakaian rumahan, jenis katun, rayon, bamboo cotton merupakan jenis kain yang paling diminati oleh masyarakat.
“Sepertinya memang karena masih banyak yang di rumah dan memang penjualan rating tingginya di home dress dan pajamas. Meski mereka pergi keluar rumah. Mereka berpakaian seperti itu, dengan outernya berupa jaket,” jelas dia.
Dia memperkirakan, pada 2021 tahun ini, masker medis dengan warna bervariasi mulai diminati oleh masyarakat. Menurutnya, saat ini orang-orang telah mulai beralih ke masker medis.
Tak hanya itu, Anggia mengatakan, minat baju pesta mulai merangkak kembali. Kemungkinan karena vaksin sudah mulai masuk ke Indonesia, banyak masyarakat mulai datang ke acara pernikahan atau acara resmi lainnya dengan protokol kesehatan.
Namun, trend baju tidur atau home dress, baju casual sederhana juga diperkirakannya masih akan diminati. Banyak orang diperkirakan akan menambah koleksi outer-outer dan sporty casual, selain sebagai pemanis pakaian, juga menjadi pelindung diri.
"Karena orang-orang sadar akan pentingnya kesehatan dan jika bepergian mereka akan pake jaket pelindung sebagai outer pelindung diri mereka. Karena pandemi covid 19 belum sepenuhnya berakhir," kata Anggia.