REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Revolusi Industri 4.0 adalah kesempatan sekaligus tantangan bagi generasi milenial. Dalam menghadapi era baru tersebut, SIT Nurul Fikri yang memiliki visi menjadi lembaga pendidikan rujukan dalam pembinaan generasi tengah mempersiapkan anak didiknya untuk memiliki kemampuan dasar computational thinking, nalar yang kuat, kreatif, kritis dan inovatif.
Melalui program budaya riset, SIT Nurul Fikri tengah menyiapkan anak-anak lulusan Nurul Fikri menjadi orang-orang yang mampu berpikir ilmiah atas setiap masalah yang dihadapi. Dengan riset akan membuat para sisiwanya membangun skill critical thinking, creative thinking, comunication, dan collaboration.
Sebagai lembaga pendidikan, SIT Nurul Fikri melihat budaya penelitian yang sudah ditanamkan sejak usia muda akan memberikan dampak baik dan positif. Karena menurut riset, pendidikan dengan cara penelitian akan menghubungkan multidispliner bidang yang siswa butuhkan dalam menunjang penelitiannya.
Dengan penelitian maka proses berpikir kritis atau critical thinking akan semakin berkembang, karena anak akan belajar dari masalah dan solusi yang ditemukan di lapangan. Tidak hanya kemampuan akademik, budaya penelitian juga dapat menumbuhkan karakter positif siswa, sepertinya disiplin dalam bimbingan, mengumpulkan laporan sesuai tenggat waktu, berpikiran secara terbuka, tangguh, kerja keras, menumbuhkan sikap jujur dalam mengambil data, mengasah kemampuan berkomunikasi, serta berkolaborasi.
Menurut Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu (SMPIT) Nurul Fikri, Teddy Azra, dengan adanya budaya riset di SIT Nurul Fikri akan kembali melahirkan para ilmuan-ilmuan muslim seperti pada saat kejayaan Andalusia. Menurutnya, salah satunya adalah ilmuan dari Andalusia, Abbas bin Firnas, seorang ilmuan muslim yang pertama kali menciptakan sebuah desain pesawat berbagan kayu pada 875 Masehi.
"Ini adalah perintah Allah subhanahu wa ta'ala, salah satunya adalah agar kita mengolaborasi alam semesta seperti surat Al-Imron ayat 191. Bukan hanya berzikir kita diminta untuk beribadah kepada Allah tapi kita disuruh wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ. Berpikir, mengolaborasi, mencari penemuan-penemuan lainnya untuk apa yang di langit dan di bumi," ucap Teddy saat memberikan sambutan, Selasa (16/3).