Selasa 16 Mar 2021 19:17 WIB

Ilmuwan Yakin 7 Benda Asing Mengunjungi Tata Surya

Ilmuwan yakin tata surya kita dikunjungi sampai tujuh benda asing setiap tahun.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Oumuamua, Benda langit yang pernah disangka kapal Alien
Foto: Euronews/M Kornmesser ESO via AFP-Getty Image
Oumuamua, Benda langit yang pernah disangka kapal Alien

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ilmuwan percaya setiap tahun, sistem tata surya kita dikunjungi sampai tujuh benda asing. Pada 2017, masyarakat dihebohkan dengan datangnya batu antariksa berbentuk cerutu yang dinamakan Oumuamua. Oumuamua adalah objek antarbintang pertama yang diketahui mengunjungi tata surya.

Dilansir dari Universe Today, para ilmuwan yang bekerja dengan Initiative for Interstellar Studies mengatakan kemungkinaan ada tujuh objek lain yang mengunjungi tata surya setiap tahun. Perhitungan tersebut berdasarkan data dari katalog Gaia, bintang-bintang terdekat.

Baca Juga

Mereka memprediksikan sekitar tiga persen dari objek-objek tersebut mungkin lebih aneh dan digambarkan sebagai objek tidak terikat. Objek itu mungkin dikeluarkan dari galaksi lain atau masuk ke Bima Sakti. Penelitian ini tersedia di server pra-cetak ArXiv.

Objek antarbintang kedua yang terlihat adalah 2I/Borisov dan ditemukan oleh Astronom Amatir, Krimea Gennadiy Borisov pada tahun 2019. “’Oumuamua dan 21/Borisov adalah objek antarbintang pertama (ISO) yang ditemukan melewati tata surya,” kata para penulis.

Dengan ditemukan ISO tambahan akan membantu dalam misi perencanaan untuk mencegat benda asing selanjutnya.

“Di sini, kami menggunakan distribusi kecepatan lokal bintang-bintang dari katalog bintang terdekat dari data awal Gaia dan model pemfokusan gravitasi standar untuk memprediksi fluks yang bergantung pada  kecepatan ISO yang memasuki tata surya,” tambah mereka.

Para peneliti menyebut dengan mendeteksi dan mencegat objek semacam itu dapat memungkinkan mereka memahami bagian lain dari galaksi Bima Sakti.

“Objek antarbintang memberi kita kesempatan untuk belajar. Ada dua jenis misi dasar yang perlu dilakukan, yaitu merencanakan dan menunggu atau meluncurkan dan menunggu,” kata Fisikawan Initiative for Interstellar Studies, Marshall Eubank.

Makalah tahun 2019 dari astronom Harvard menunjukkan meteor lain yang menghantam atmosfer Bumi di atas Papua Nugini mungkin juga berasal dari luar tata surya. Sebab, kecepatan objek tersebut  ke Bumi sangat tinggi, sekitar 37 mil per detik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement