Rabu 17 Mar 2021 16:56 WIB

Program SMK Pusat Keunggulan Jadikan Seluruh SMK Unggul

Program ini pada dasarnya menunggu giliran setiap SMK untuk menjadi lebih unggul

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Hiru Muhammad
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menawarkan hasil olahan kuliner produksinya saat kegiatan Pameran Hasil Karya dan Startup Bisnis, di SMK Pariwisata Dalung, Badung, Bali, Senin (7/12/2020). Pameran berbagai produk yang diproduksi dan dipasarkan siswa secara konvensional serta daring selama masa pandemi COVID-19 tersebut diselenggarakan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pelajar SMK.
Foto: FIKRI YUSUF/ANTARA
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menawarkan hasil olahan kuliner produksinya saat kegiatan Pameran Hasil Karya dan Startup Bisnis, di SMK Pariwisata Dalung, Badung, Bali, Senin (7/12/2020). Pameran berbagai produk yang diproduksi dan dipasarkan siswa secara konvensional serta daring selama masa pandemi COVID-19 tersebut diselenggarakan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pelajar SMK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan program SMK Pusat Keunggulan bukan untuk menciptakan sekolah unggulan baru. Program ini bertujuan untuk akselerasi awal seluruh SMK di Indonesia untuk menjadi sekolah yang unggul.

Pada tahapan awal ini, pemerintah menargetkan 895 SMK yang akan mengikuti program SMK Pusat Keunggulan. Setelah itu, tujuan dari program ini adalah SMK yang sudah berhasil bisa menularkan keunggulan mereka ke sekolah-sekolah lainnya.

Wikan menegaskan, program ini pada dasarnya adalah menunggu giliran setiap SMK untuk menjadi lebih unggul. "Jadi tidak mungkin 14 ribu langsung. Lebih kepada giliran saja. Intinya nanti ketika 895 awal ini mencapai link and match yang baik kemudian penguatan sarpras alat yang baik, maka memang sudah sebaiknya mereka mengimbaskan dan menjadi trainer SMK lain," kata dalam peluncuran Program SMK Pusat Keunggulan, Rabu (17/3).

Kemendikbud akan memberikan dana bantuan fisik Rp 1,4 miliar hingga Rp 4 miliar kepada peserta program SMK Pusat Keunggulan tahun ini. Sementara untuk SMK yang sudah mengikuti program ini tahun lalu, akan diberi dana sebesar Rp 200 juta.

Bagi SMK yang baru ikut tahun ini, dana tersebut digunakan untuk membenahi sekolah secara keseluruhan dari segi sarana prasarana. Sementara untuk yang sudah mengikuti program ini tahun lalu, Rp 200 juta digunakan untuk penuntasan dan penguatan link and match.

"Tapi urutannya adalah SDM dulu dibenahi, baru kemudian kita akan memastikan delivery pendanaan fisik itu," ujar Wikan menambahkan.

Terkait program peningkatan sumber daya manusia di SMK seperti guru dan kepala sekolah, bisa dilakukan dengan bantuan perusahaan mitra. Wikan menilai, sebenarnya sebagian besar cara berpikir guru dan kepala SMK di Indonesia sudah cukup terbuka, dan sedikit lagi siap untuk memberikan dampak yang baik kepada sekolah lain."Pelatihan itu tidak akan terlalu lama. Upskilling tidak akan terlalu lama, tapi lebih kepada bagaimana mereka mengembangkan penuntasan atau melakukan tugas-tugas berikutnya untuk membantu SMK yang lain," kata Wikan.

Sementara itu, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengatakan selama ini program peningkatan kualitas SMK kebanyakan hanya berakhir menjadi MoU dengan perusahaan. Program SMK Pusat Keunggulan ini diharapkan bisa menerobos berbagai permasalahan tersebut.

"Semoga dengan program SMK pusat keunggulan ini menjadi program yang menerobos, melompat dari model sinergi yang kurang efektif selama ini, antara lulusan SMK dan dunia industri dan dunia usaha kita," kata Huda.

Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Baedhowi turut mengomentari program SMK Pusat Keunggulan. Ia berharap melalui program ini, lulusan SMK semakin memiliki daya saing yang tinggi dan siap kerja."Diharapkan lulusan-lulusan SMK khususnya SMK Pusat Keunggulan tadi akan menjadi contoh bagi SMK-SMK yang lain," kata Baedhowi.  

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement