Rabu 17 Mar 2021 19:28 WIB

Katanya Mau Swasembada, Kok Malah Impor Garam?

Presiden Jokowi pernah menyatakan akan melakukan swasembada garam.

Petani memanen garam di Desa Bunder, Pamekasan, Jawa Timur. Pemerintah memutuskan akan melakukan impor garam.
Foto: Antara/Saiful Bahri
Petani memanen garam di Desa Bunder, Pamekasan, Jawa Timur. Pemerintah memutuskan akan melakukan impor garam.

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah rencana impor beras, pemerintah berencana mengimpor garam sebanyak 3,7 juta ton selama 2021. Seperti diberitakan, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pemerintah telah memutuskan untuk mengimpor garam.

Impor garam diputuskan melalui rapat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (14/3). Terkait hal ini, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyinggung pernyataan Presiden Jokowi, yang sebelumnya menyerukan benci produk asing.

Harusnya, ini saatnya menjalankan program cinta produk dalam negeri. Ya, tak seharusnya opsi impor diambil untuk memenuhi pasokan barang pangan dalam negeri.

Dengan kebijakan impor, sama saja pemerintah akan memberatkan petambak garam. Maka itu, agar tak terjadi impor terus-terusan, ada baiknya pemerintah bisa meninjau kembali kebijakan impor dan mendukung petani lokal.

PENGIRIM: Khadijah Nelly, Sidikalang, Sumatra Utara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement