Ahad 21 Mar 2021 02:46 WIB

Air Alkali 'Real Water' Picu Gagal Hati pada Anak?

FDA menyarankan masyarakat untuk tidak mengonsumsi air alkali Real Water.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Segelas air minum. Ilustrasi
Foto: Pixabay
Segelas air minum. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Air alkali dengan merek "Real Water" disebut-sebut berkaitan dengan kasus gagal hati yang dialami anak-anak di Nevada. Setidaknya ada lima bayi dan anak kecil yang mengalami hepatitis non virus akut yang berujung pada gagal hati setelah minum produk tersebut.

Tak hanya itu, enam orang lain mengalami sakit yang lebih ringan setelah mengonsumsi air alkali "Real Water". Enam orang ini terdiri dari tiga orang dewasa dan tiga anak. Laporan-laporan baru pun terus bermunculan terkait konsumsi air alkali tersebut.

Baca Juga

Lima kasus gagal hati pertama yang dialami bayi dan anak kecil terjadi pada November 2020. Kondisi tersebut membuat mereka harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan kini sudah dinyatakan sembuh. Mereka berasal dari empat keluarga berbeda yang tinggal di bagian selatan Nevada.

Dua dari enam orang lain yang juga jatuh sakit setelah mengonsumsi air alkali "Real Water" diketahui berasal dari satu keluarga yang sama. Keenam orang ini mengalami beberapa gejala seperti muntah, mual, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan setelah mengonsumsi produk tersebut.

Departemen kesehatan di daerah setempat ini sedang melakukan investigasi terhadap kasus-kasus tersebut bersama dengan Food and Drug Administration (FDA). Penyebab dari kasus-kasus tersebut belum terkonfirmasi. Akan tetapi, air alkali "Real Water" diketahui menjadi satu-satunya benang merah yang menghubungkan semua kasus tersebut.

Untuk saat ini, FDA telah menganjurkan masyarakat umum, restoran, dan pedagang untuk tidak meminum, memasak, menjual, atau menyajikan air alkali "Real Water". Anjuran ini berlaku sampai ada informasi lebih lanjut yang diberikan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement