Ahad 21 Mar 2021 08:15 WIB

Gula Berlebih Pengaruhi Sistem Kekebalan Tubuh

Makanan tinggi fruktosa dapat memiliki beberapa efek buruk pada sistem kekebalan

Rep: Puti Almas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kandungan fruktosa dalam makanan kemasan (ilustrasi). Dalam studi khusus ini, para ilmuwan dari Swansea University, Wales, bekerja sama dengan para peneliti dari University of Bristol dan Francis Crick Institute di London, Inggris berfokus pada bagaimana sel manusia dan tikus menanggapi paparan fruktosa. Dari penelitian yang dilakukan, mereka menemukan bahwa gula menyebabkan sistem kekebalan menjadi meradang, yang pada gilirannya menghasilkan lebih banyak molekul reaktif yang terkait dengan peradangan.
Foto: Reiny Dwinanda/Republika
Kandungan fruktosa dalam makanan kemasan (ilustrasi). Dalam studi khusus ini, para ilmuwan dari Swansea University, Wales, bekerja sama dengan para peneliti dari University of Bristol dan Francis Crick Institute di London, Inggris berfokus pada bagaimana sel manusia dan tikus menanggapi paparan fruktosa. Dari penelitian yang dilakukan, mereka menemukan bahwa gula menyebabkan sistem kekebalan menjadi meradang, yang pada gilirannya menghasilkan lebih banyak molekul reaktif yang terkait dengan peradangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fruktosa atau gula buah ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting, selain glukosa dan galaktosa, yang dapat langsung diserap ke aliran darah. Meski demikian, reputasi kandungan gula ini sangat buruk, dengan berbagai penelitian selama beberapa tahun terakhir yang menunjukkan kadar gula tinggi berpotensi sejumlah masalah kesehatan. 

Dilansir Very Well Fit, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa fruktosa terkait dengan sejumlah masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit hati berlemak non-alkohol. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa diet atau makanan tinggi fruktosa dapat memiliki beberapa efek buruk pada sistem kekebalan.

Karena itu, penting untuk diketahui bahwa fruktosa berasal dari berbagai sumber, di mana ada beberapa diantaranya lebih sehat dibanding yang lain. Fruktosa yang didapatkan dari buah-buahan dan beberapa sayuran adalah bagian penting dari diet seimbang, tetapi sirup jagung yang mengandung fruktosa tinggi dan dikenal sebagai gula tambahan umum tidak demikian.

Dalam studi khusus ini, para ilmuwan dari Swansea University, Wales, bekerja sama dengan para peneliti dari University of Bristol dan Francis Crick Institute di London, Inggris berfokus pada bagaimana sel manusia dan tikus menanggapi paparan fruktosa. Dari penelitian yang dilakukan, mereka menemukan bahwa gula menyebabkan sistem kekebalan menjadi meradang, yang pada gilirannya menghasilkan lebih banyak molekul reaktif yang terkait dengan peradangan.

Peradangan semacam ini dapat merusak sel dan jaringan, serta menghentikan kerja organ dan sistem tubuh sebagaimana mestinya. Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications ini memperingatkan bahwa hal ini dapat menyebabkan penyakit.

“Fruktosa memprogram ulang jalur metabolisme seluler untuk mendukung glutaminolisis dan metabolisme oksidatif, yang diperlukan untuk mendukung peningkatan produksi sitokin inflamasi,” tulis tim penelti dalam studi tersebut. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement