REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh Sofiah Balfas, Dewan Pakar PB Wanita Al Irsyad
Alhamdulillah tak terasa kita sekarang sudah berada di bulan Sya’ban, bulan kedelapan dalam kalender Hijriah Islam. Bulan Sya’ban merupakan bulan istimewa dan termasuk salah satu bulan yang dimuliakan Allah. Rasulullah mencontohkan kepada kita untuk lebih banyak berpuasa di bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya.
Pada bulan Sya’ban ini, amalan-amalan manusia diangkat ke langit, seperti diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid Radhiyallahu anhu, ia mengatakan, “Aku bertanya, “ Wahai Rasulullah, saya tidak melihat Engkau berpuasa di suatu bulan seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban.”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, yang artinya: “Bulan itu, banyak yang lalai, yaitu (bulan) antara Rajab dan Ramadhan, bulan diangkatnya amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa.”
Bulan Sya’ban merupakan bulan yang tepat berada pada posisi sebelum bulan Ramadhan yang mulia dan suci. Saya menganalogikan bulan Sya’ban adalah bulan persiapan dan gladi resik untuk sesuatu event yang istimewa, suci dan mulia, yaitu bulan Ramadhan. Marilah kita pikirkan, jika kita akan mengadakan acara yang istimewa, apa yang anda lakukan?
Tentunya anda membuat persiapan yang cukup matang dan juga membuat gladi resik agar acaranya berlangsung sukses. Untuk acara pernikahan saja, biasanya kita perlu waktu satu tahun untuk persiapannya. Bagaimana persiapan kita untuk Ramadhan yang waktunya hanya beberapa hari lagi?
Hampir semua umat muslim di negeri kita ini selalu mempersiapkan banyak hal untuk Ramadhan, terutama persiapan makanan yang akan dikonsumsi selama Ramadhan. Sebenarnya hal ini tidak salah, tapi seharusnya banyak hal penting yang terlupakan, terutama kesiapan fisik dan mental kita menghadapi Ramadhan agar kita mendapatkan apa yang Allah telah janjikan bagi orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.
Bagaimana dengan persiapan dan gladi resik kita menyambut Ramadhan? Untuk orang-orang yang mengutamakan dan mengharapkan keutamaan dari bulan Ramadhan, tentunya anda harus sudah bersiap-siap sejak beberapa bulan sebelumnya dan bulan Sya’ban adalah gladi resiknya.
Apa yang dilakukan Rasulullah dengan banyak berpuasa di bulan Sya’ban, menurut saya, ini adalah merupakan hal yang semestinya dicontoh oleh kita agar dapat mempersiapkan fisik dan mental untuk menyambut bulan Ramadhan. Memulai berpuasa di bulan Sya’ban, merupakan latihan dan gladi resik menyambut puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan, sehingga ketika memasuki Ramadhan, persiapan kita sudah cukup dan tubuh terbiasa dengan kondisi berpuasa, sehingga puasa bukan merupakan hal yang memberatkan.
Puasa bagi sebagian orang merupakan hal yang berat, hal ini pun terjadi pada diri saya sendiri beberapa tahun lampau. Sebelum saya rutin melakukan puasa sunnah, saat memasuki bulan Ramadhan adalah merupakan hal yang sangat berat, karena tubuh tidak dikondisikan untuk berpuasa, terutama saya merasakan gangguan di pencernaan yang cukup mengganggu, terutama di 7 hari pertama bulan Ramadhan.
Percayalah Allah mewajibkan kita berpuasa tentunya ada banyak kebaikan di dalamnya, seperti dijelaskan pada akhir ayat 184 surat AL-Baqoroh, “puasa itu baik bagimu jika kamu mengetahui”. Jika kita pelajari manfaat puasa bagi tubuh seorang maka kita dapat menghilangkan mitos-mitos seputar puasa yang tidak berdasar dan sangat merugikan.