Senin 22 Mar 2021 13:35 WIB

UNS Teliti Biji Tanaman Nyamplung untuk Obat Jerawat

Nyamplung memiliki potensi antibakteri tinggi sekali.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Tim peneliti dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membuat inovasi obat jerawat dengan memanfaatkan biji tanaman nyamplung yang tumbuh di pesisir pantai selatan Pulau Jawa. Produk yang diberi nama Pico Natural Magic Oil tersebut mengombinasikan minyak nyamplung dengan spirulina.
Foto: Republika/Binti Sholikah
Tim peneliti dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membuat inovasi obat jerawat dengan memanfaatkan biji tanaman nyamplung yang tumbuh di pesisir pantai selatan Pulau Jawa. Produk yang diberi nama Pico Natural Magic Oil tersebut mengombinasikan minyak nyamplung dengan spirulina.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Tim peneliti dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membuat inovasi obat jerawat dengan memanfaatkan biji tanaman nyamplung. Tanaman ini tumbuh di pesisir pantai selatan Pulau Jawa. Produk yang diberi nama Pico Natural Magic Oil tersebut mengombinasikan minyak nyamplung dengan spirulina.

Tim peneliti tersebut terdiri dari para dosen Program Studi (Prodi) D3 Farmasi Sekolah Vokasi UNS. Pico Oil telah terdaftar di BPOM dengan nomor registrasi TR203638621. Produksi massal dan komersialisasi Pico Oil menggandeng CV Pj Ching Lung, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Baca Juga

Kepala Prodi D3 Farmasi UNS, Anif Nur Artanti, mengatakan, selama ini biji nyamplung tidak memiliki nilai ekonomis dan hanya menjadi sampah. Sebab, masyarakat setempat tidak mengetahui nilai ekonomi dari tanaman tersebut.

Awalnya, tim peneliti dari UNS membuat penelitian minyak nyamplung sebagai bahan bakar kendaraan. Minyak nyamplung dihasilkan dari biji nyamplung yang dimasukkan ke dalam mesin press hidrolik sampai keluar minyaknya. Namun, setelah dihitung-hitung, nilai efisiensinya lebih tinggi dibandingkan solar yang dijual di pasaran. Alhasil, tim peneliti beralih dari pemanfaatan sebagai bahan bakar menjadi kosmetik.

"Kami uji di laboratorium UNS, nyamplung punya potensi antibakteri tinggi sekali. Bakteri apapun hasilnya cukup menghambat dengan kategori kuat," kata Anif kepada wartawan di kampus UNS, akhir pekan lalu.

Minyak nyamplung atau disebut tamanu oil pada konsentrasi rendah menunjukkan serapan UV, aktif sebagai antioksidan dan mampu melindungi kulit dari pengaruh oksidatif dan kerusakan DNA. Tamanu oil mampu menghasilkan SPF 6 dan SPF 14 serta mampu mengatasi infeksi jerawat sehingga cocok digunakan sebagai bahan kosmetik.

Selanjutnya, minyak nyamplung dikombinasikan dengan spirulina. Diketahui, sprirulina mengandung beberapa vitamin seperti B, E dan K, kemudian asam folat, mineral, dan sebagainya. Spirulina memiliki fungsi antioksidan, antiviral, imunomodulator, mampu mengobati dislipidemia, meningkatkan hemoglobin, leukosit dan trombosit, serta mampu menstimulasi stem sel di sumsum tulang.

"Spirulina efeknya bagus untuk kosmetik. Sehingga kombinasi keduanya kamu uji di laboratorium, ternyata hasilnya dengan tambahan spirulina efeknya meningkat. Sehingga kami buat produk seperti ini," kata Anif.

Anif menyatakan, spirulina dan tamanu oil sangat tepat digunakan sebagai bahan perawatan kulit. Sebab, tidak menyebabkan iritasi dan memiliki kadar essential oil tinggi, sehingga sesuai dengan kondisi kulit.

Proses penelitian tersebut berlangsung selama dua tahun sampai menjadi produk. "Ke depan kami mau membuat Pico Oil versi remaja yang bisa diaplikasikan dalam bentuk sabun atau facial wash," pungkas Anif.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement