Rabu 24 Mar 2021 16:55 WIB

Pakar: Penanganan Tuberkulosis Bisa Sejalan dengan Covid-19

Penelusuran kontak Covid-19 bisa sejalan dalam penanganan Tuberkulosis.

Penelusuran kontak Covid-19 bisa sejalan dalam penanganan Tuberkulosis.
Foto: Wikipedia
Penelusuran kontak Covid-19 bisa sejalan dalam penanganan Tuberkulosis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komite Ahli Penanggulangan Tuberkulosis 2021, Tjandra Yoga Aditama, mengemukakan bahwa upaya pengendalian tuberkulosis (TB) bisa dilakukan sejalan dengan penanganan COVID-19. Lewat sambungan telepon, Rabu (23/3), ia menyampaikan tujuh upaya penanganan COVID-19 yang dapat dilakukan sejalan dengan penanggulangan TB yakni pemeriksaan, penelusuran kontak, pencegahan infeksi, surveilans, penguatan pelayanan kesehatan, komunikasi risiko, dan pelibatan masyarakat.

Ia mengatakan bahwa pemeriksaan dan penelusuran kontak secara luas yang dijalankan dalam pengendalian penularan virus corona tipe baru akan baik kalau dilakukan dalam penanganan TB. Demikian pula dengan upaya pencegahan infeksi melalui kampanye mencuci tangan dan memakai masker.

Baca Juga

"Data menunjukkan, penggunaan masker yang tepat dapat mengurangi kemungkinan tertular TBC sampai 56 persen," kata Tjandra.

Surveilans atau pengamatan data dan informasi mengenai kejadian penyakit dari waktu ke waktu yang dilakukan untuk COVID-19, menurut dia, juga harus dilakukan untuk TB. Komunikasi risiko yang baik pun penting untuk mengendalikan penularan kedua penyakit tersebut.

"Penyampaian informasi ke masyarakat yang secara intensif diberikan untuk COVID-19 juga bisa dilakukan untuk penyakit TBC, tidak hanya di seputar saat Hari TBC Sedunia di bulan Maret ini," kata Tjandra.

TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit itu utamanya menyerang paru-paru, namun juga dapat menyerang organ tubuh lain seperti selaput otak, tulang, dan kelenjar getah bening. Bakteri penyebab TB menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan virus corona tipe SARS-CoV-2, yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Penyakit yang menyerang saluran pernafasan ini menular melalui percikan cairan saluran nafas.

TB sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Upaya penanggulangan penyakit itu terhambat pada masa pandemiCOVID-19.

Pelacakan kasus TB terkendala selama pandemi. Menurut data Kementerian Kesehatan, persentase penemuan kasus TB pada 2018 dan 2019 sekitar 60 persen. Pada 2020, dalam kondisipandemi, capaian penemuan kasus TB jauh lebih rendah, yakni hanya 30 persen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement