REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Huawei menilai akan semakin banyak perusahaan dari berbagai sektor yang industri mengadopsi teknologi komputasi awan atau cloud. Pandemi juga menjadi salah satu faktor cloud kian tinggi diterapkan perusahaan.
"Pandemi ini menekan tombol percepatan untuk transformasi digital di berbagai belahan dunia," kata Rotating Chairman Huawei, Ken Hu, dalam pembukaan secara virtual Huawei Industrial Digital Transformation Conference 2021, Rabu (24/3).
Data IDC, yang dikutip Huawei, memperkirakan 70 persen perusahaan akan mempercepat adopsi teknologi digital, termasuk kecerdasan buatan pada 2022. Teknologi digital akan membantu perusahaan dalam membuat aktivitasuntuk konsumen, produktivitas dan ketahanan.
Komputasi awan, menurut Huawei, merupakan jawaban untuk menghadapi teknologi di dunia digital. Saat ini, sekitar 81 persen di dunia sudah menggunakan komputasi awan. Huawei memprediksi 100 persen perusahaan akan memakai kecerdasan buatan pada 2025 nanti.
"Pandemi ini mendorong organisasi untuk beralih ke komputasi awan. Kita akan lihat adopsi penuh cloud lebih cepat 1 sampai 2 tahun lebih cepat dari perkiraan kami," kata Hu.
Adopsi teknologi digital semakin meluas, kini tidak lagi menjadi milik perusahaan berbasis internetKecerdasan buatan kini sudah memasuki fase yang baru. Menurut Huawei, pada 2025 mendatang akan ada 97 persen perusahaan besar yang memakai kecerdasan buatan. Sebanyak 77 persen cloud akan ditenagai kecerdasan buatan pada tahun itu.