Ahad 28 Mar 2021 15:47 WIB

Sering Makan di Luar Tingkatkan Risiko Kematian Dini

Menu masakan di restoran cenderung banyak mengandung kadar natrium atau lemak tinggi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Sering makan di luar meningkatkan risiko kematian dini (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Sering makan di luar meningkatkan risiko kematian dini (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang lebih suka makan di luar dibandingkan memasak atau menyantap makanan rumahan. Gaya hidup itu adalah pilihan, tetapi sebuah penelitian terbaru menunjukkan salah satu sisi buruknya.

Studi tersebut menemukan bahwa sering makan di luar berkaitan dengan peningkatan risiko kematian dini. Temuan telah dipublikasikan di Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, Kamis (25/3).

Alasannya, menu masakan di restoran cenderung banyak mengandung kadar natrium atau lemak yang tinggi. Meskipun ada juga restoran yang menyediakan makanan sehat, namun sebagian besar rumah makan belum menyajikannya.

Restoran juga memiliki lebih sedikit menu buah-buahan, sayuran, biji-bijian, serat makanan, dan antioksidan. Gerai masakan cepat saji, khususnya, memiliki kualitas makanan yang lebih rendah dibandingkan masakan rumahan.

Studi dipimpin oleh Wei Bao, asisten profesor di Departemen Epidemiologi University of Iowa. Dia mengatakan bahwa masih sedikit yang diketahui ilmuwan tentang hubungan antara makan di luar rumah dan risiko kematian.

"Meski masih terbatas, bukti menunjukkan bahwa sering makan di luar dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis, seperti obesitas dan diabetes dan penanda biologis penyakit kronis lainnya," ujar Bao.

Studi jangka panjang tersebut menggunakan data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional Amerika Serikat 1999-2014. Peserta diminta mengisi kuesioner yang diberikan selama wawancara langsung di rumah tangga.

Lebih dari 35 ribu orang dewasa berusia 20 tahun atau lebih melaporkan kebiasaan makan mereka, seperti seberapa sering mereka mengonsumsi makanan yang disiapkan di luar rumah. Data itu dikaitkan dengan catatan kematian hingga 31 Desember 2015.

Tim menganalisis semua penyebab kematian, termasuk penyakit kardiovaskular dan kanker. Kandidat doktor dari University of Iowa, Yang Du, yang merupakan anggota tim peneliti memaparkan bahwa sepanjang studi terdapat 2.781 kematian.

Dari kematian tersebut, 511 kematian terjadi akibat penyakit kardiovaskular dan 638 kematian disebabkan oleh kanker. Sampel penelitian tersebut dinilai representatif karena mewakili secara nasional yang besar dari orang dewasa AS ini.

"Temuan kami menunjukkan bahwa seringnya konsumsi makanan yang disiapkan jauh dari rumah secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko semua penyebab kematian," kata Du, dikutip dari laman AJC, Ahad (28/3).

Karena itu, para ilmuwan menyimpulkan sering makan di luar kemungkinan bukan kebiasaan yang sehat. Sebaliknya, masyarakat harus didorong untuk menyiapkan lebih banyak makanan buatan sendiri di rumah.

Rekan peneliti, Profesor Linda G Snetselaar, mengatakan bukan berarti seseorang sama sekali tidak boleh makan di luar. Dia menyarankan konsultasi dengan pakar diet atau ahli gizi agar seseorang bisa membuat pilihan makanan yang lebih sehat.

"Menyesuaikan strategi untuk setiap orang dengan meninjau menu dari restoran yang sering mereka kunjungi dapat membantu membuat pilihan makanan sehat," ujar ketua pendidikan nutrisi pencegahan di departemen epidemiologi University of Iowa itu.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement