Senin 29 Mar 2021 00:48 WIB

Waspada, Pria dan Wanita Rentan Gagal Jantung Kongestif

Dokter spesialis menyebut gagal jantung kongestif kini menyasar usia 30 tahunan

Gagal jantung kongestif (ilustrasi). Gagal Jantung kongestif merupakan kondisi kegagalan jantung ketika memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh karena adanya kelainan struktur dan fungsi jantung. Dokter Spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Jambi, dr. Evi Supriadi, Sp.JP., menjelaskan, dampak dari gagal jantung kongestif bisa sangat berbahaya karena dapat memicu kegagalan fungsi organ tubuh lainnya hingga henti jantung mendadak yang menyebabkan kematian.
Foto: Pixabay
Gagal jantung kongestif (ilustrasi). Gagal Jantung kongestif merupakan kondisi kegagalan jantung ketika memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh karena adanya kelainan struktur dan fungsi jantung. Dokter Spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Jambi, dr. Evi Supriadi, Sp.JP., menjelaskan, dampak dari gagal jantung kongestif bisa sangat berbahaya karena dapat memicu kegagalan fungsi organ tubuh lainnya hingga henti jantung mendadak yang menyebabkan kematian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Gejala penyakit jantung umumnya dapat dialami oleh pria maupun wanita. Pada beberapa kasus, gejala yang dialami oleh pria dan wanita memiliki sejumlah perbedaan, termasuk tanda tertentu lebih cenderung di alami oleh salah satu jenis kelamin.

Gagal Jantung kongestif merupakan kondisi kegagalan jantung ketika memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh karena adanya kelainan struktur dan fungsi jantung. Dokter Spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Jambi, dr. Evi Supriadi, Sp.JP., menjelaskan, dampak dari gagal jantung kongestif bisa sangat berbahaya karena dapat memicu kegagalan fungsi organ tubuh lainnya hingga henti jantung mendadak yang menyebabkan kematian.

"Karenanya pasien penderita gagal jantung perlu menjalani pengobatan yang kontinyu secara tepat. Ini bertujuan menghindari komplikasi," tutur Evi Supriadi melalui edukasi kesehatan dalam live Instagram milik Siloam Hospitals Jambi, Kamis (25/3) di Jambi. 

Evi menyatakan sebenarnya gagal jantung merupakan kumpulan gejala atau syndroma klinis. Hal yang biasa dialami oleh pasien adalah mengeluhkan mudah lelah, termasuk menaiki anak tangga menjadi cepat lelah. Berikutnya mudah sesak, biasanya sehabis mandi pasien tidak merasa sesak kemudian menjadi sesak. "Bahkan jika sudah tahap akhir, saat kondisi berbaring pun pasien merasa sesak. Jika tidak ditangani secara benar turut turut berkomplikasi menjadi hipertensi atau stroke," kata Evi mengingatkan.

Dalam beberapa kasus banyak ditemui pada saat sekarang pasien penyakit jantung tidak hanya pada usia 40 tahun sampai usia lanjut, tapi bahkan pada usia middle age yaitu sekitar 30 tahun.

Komplikasi Gagal Jantung

Sebelumnya pada presentasinya, gejala awal yang timbul adalah merasakan sesak dan mudah lelah, batuk bahkan sampai lebih sering ke kamar mandi. Menurut Evi Supriadi, umumnya dengan keluhan seperti ini, masyarakat  pada umumnya belum ingin memeriksakan diri ke dokter.  

"Dengan mengetahui gejala awal, sepatutnya segera periksakan diri ke dokter agar terhindar dari komplikasi penyakit gagal jantung yang mengganggu kesehatan dan bahkan bisa mengancam nyawa, " sebut Evi yang juga merupakan salah satu Dokter Konsultan Intervensional untuk tindakan kateterisasi jantung di Siloam Hospitals Jambi.

Jika mengalami gejala awal yang telah disampaikan hingga adanya riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, maka segera dilakukan pemeriksaan ke rumah sakit.

Gagal Jantung mempunyai Empat kelas, yaitu : 

Kelas 1 - Bisa beraktifitas seperti orang normal.

Kelas 2 - Mulai terganggu saat beraktifitas.

Kelas 3 - Aktifitas makan, mandi sudah mulai merasakan sesak dan lelah.

Kelas 4 - Sudah tidak bisa beraktifitas sama sekali hanya berbaring dengan kondisi sesak dan lelah.

"Jadi obat paling mujarab adalah dengan mencegah, sebisa mungkin hindari bagaimana supaya kita tidak berhubungan dengan obat-obatan," pungkas dr. Evi Supriadi, Sp.JP., mengakhiri sesi edukasi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement