Senin 29 Mar 2021 08:04 WIB

Persimpangan Jalan Valentino Rossi

Rossi tak peduli dengan usianya yang sudah tidak ideal untuk bertarung di MotoGP.

Valentino Rossi.
Foto: AP
Valentino Rossi.

Oleh : Endro Yuwanto/Jurnalis Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Valentino Rossi tak menutup kemungkinan mengakhiri kariernya di MotoGP setelah musim balap 2021, meski ia belum memiliki rencana pensiun dalam waktu dekat. Pembalap berusia 42 tahun ini agaknya masih penasaran dengan trofi gelar juara dunia MotoGP yang kali terakhir direngkuhnya pada 2009 silam.

Sejak tahun itu, Rossi seperti kesulitan untuk menggenapi gelar juara dunianya menjadi sepuluh kali. Tak hanya itu, musim ini ia harus rela "terdegradasi" dari tim pabrikan Yamaha dan beralih ke tim satelit, Petronas Yamaha SRT.

Pembalap berkebangsaan Italia itu meneken kontrak selama satu tahun bersama tim asal Malaysia tanpa opsi perpanjangan untuk MotoGP 2021. Ini adakah kali pertama sejak 2001, Rossi membela tim satelit. Tandemnya di tim satelit tak lain anak didiknya sendiri, Franco Morbidelli.

Meski bergabung ke Petronas Yamaha SRT, Rossi tetap mendapatkan servis seperti di tim pabrikan Yamaha. Contohnya, ia akan tetap mengendarai motor YZR-M1 versi terbaru di MotoGP 2021.

Musim ini akan menjadi tahun ke-26 bagi pembalap veteran asal Italia itu. Rossi melakoni debutnya di balap motor grand prix pada 1996. Ia telah memenangi 115 dari 414 balapan yang dilakoninya di semua kelas. Sejauh ini, Rossi telah mengoleksi sembilan gelar juara dunia, tujuh di antaranya diraih di kelas utama, MotoGP.

Rossi memang masih punya ambisi besar, meskipun usianya sudah menyentuh 42 tahun. Rekor Rossi yang mampu bertahan di ajang MotoGP dalam tempo yang sangat lama mungkin akan sangat sulit disamai siapa pun. Bahkan, The Doctor, julukan Rossi, terang-terangan menyatakan belum mau berhenti meskipun, usianya sudah dianggap tidak ideal untuk membalap.

Koleksi gelar juara Rossi masih mungkin bertambah musim ini, asalkan ia bisa menandingi kecepatan pembalap-pembalap yang lebih muda darinya. Perjuangan Rossi sebagai pembalap MotoGP tertua musim ini dimulai dari seri pertama alias MotoGP Qatar 2021 yang sudah bergulir akhir pekan kemarin.  

Namun demikian, upaya Rossi mengembalikan kejayaan masih jauh panggang dari api. Ia hanya finis di posisi ke-12 di GP Qatar. Padahal, Rossi memulai start dari posisi keempat. Seperti musim lalu, performa ban belakang menjadi masalah bagi Rossi. Itulah yang membuatnya sempat melorot dan sulit bersaing.

Musim lalu, Rossi menjalani musim terburuknya di MotoGP. The Doctor finis ke-15 di klasemen akhir dengan koleksi 66 poin. Inilah salah satu alasan tim pabrikan Yamaha tidak lagi memperpanjang kontrak sang legenda. Rossi pun mengakhiri 15 tahun perjalanannya bersama tim pabrikan Yamaha.

Musim ini Rossi mungkin punya motivasi lebih banyak dan yakin akan tampil lebih kompetitif. Tapi jika menyaksikan balapan perdananya musim ini bersama tim satelit, agaknya masih akan sulit bagi dirinya bersaing memperebutkan gelar juara dunia lagi. Mungkin sekali dua kali ia masih sanggup naik podium atau bahkan bisa memenangi sebuah seri balapan.

Tak aneh bila sejumlah pihak memprediksi Rossi akan kembali terpuruk seperti musim 2020. Bahkan ada yang menyayangkan mengapa Rossi tidak pensiun saja sejak bebarapa tahun lalu, seperti pembalap-pembalap hebat di eranya.

Rossi bukannya tak menghiraukan prediksi sejumlah pihak yang saat ini meragukan kemampuannya. Karena itu, jika tidak mendapat hasil balap yang memuaskan pada MotoGP 2021, ia mungkin akan berpikir untuk pensiun. Namun jika ia mampu bersaing untuk menang dan berada di posisi lima besar, maka ia masih akan terus melanjutkan balapan.

Jangan lupa, The Doctor tetap merupakan legenda hidup MotoGP yang berpeluang membuat kejutan. Jika berandai-andai Rossi tiba-tiba membuat kejutan dengan memenangi gelar juara dunia ke-10 yang selama ini diidamkannya, ternyata itu tak akan menyurutkan tekadnya untuk terus membalap.

Rossi bahkan mengaku akan semakin bergairah untuk membalap. Ia seakan tak peduli dengan usia yang dianggap sudah tidak ideal untuk bertarung di MotoGP. Ia tak peduli dengan kerutan dan mungkin uban di kepalanya. Ia menjamin akan terus memacu motornya selama ia merasa masih kompetitif. Begitulah sang legenda.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement