REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari data global 2020, kasus baru kanker payudara di dunia terus meningkat, begitu juga prediksinya untuk Indonesia. Untuk mengantisipasi lonjakan kasus-kasus baru, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) berupaya mengedukasi anak-anak muda agar bisa mengetahui tentang deteksi dini kanker payudara.
Generasi muda diharapkan dapat menjadi corong untuk mengubah pola pikir masyarakat bahwa kanker payudara itu tak berarti vonis mati. Apabila ditemukan dalam stadium awal, harapan hidupnya akan semakin tinggi.
Untuk itu, YKPI menggelar virtual talkshow pada akhir pekan lalu bekerja sama dengan Universitas Tanjung Pura, Universitas Terbuka dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Ria Husada ini bertajuk “Mengenal Tumor Payudara di Usia Muda“. Kegiatan yang diikuti 425 peserta ini menghadirkan dr Jeremy Romeo Partahi sebagai moderator dan pembicara dr Bob Andinata,SpB(K)Onk.
Kanker merupakan istilah untuk tumor ganas yang dapat menginvasi beberapa jaringan di sekitarnya. Tumor tak hanya ada yang ganas, melainkan juga ada yang jinak. Tumor jinak hanya berupa benjolan yang tidak dapat menginvasi jaringan sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke jaringan tubuh yang lain.
Kepala Instalasi Deteksi Dini dan Promosi Kesehatan RS Kanker Dharmais, dr. Bob Andinata, SpB(K)Onk menjelaskan bahwa wanita Indonesia tak perlu takut jika terdapat benjolan pada payudara. khususnya para wanita yang masih dalam usia muda. Ia meminta mereka mengecek terlebih dahulu ke dokter tanpa takut dan panik.
“Tumor jinak biasanya tidak menginvasi jaringan dinsekitarnya dan tidak menyebar ke jaringan tubuh yang lain. Kalau ganas, biasanya tumbuhnya sangat cepat, menginvasi jaringan sekitarnya bisa sampai ke kelenjar getah bening ketiak, kelenjar getah bening leher dan juga bisa jalan-jalan ke organ tubuh yang lain. Kalau di kanker payudara yang paling sering adalah di tulang, di hati, di paru-paru dan di otak,” jelas dokter Bob dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Senin (29/3).
Kalau di dalam istilah medis, tumor itu berarti benjolan. Benjolan itu, kata dia, harus dicek lebih lanjut, apakah termasuk benjolan yang normal atau abnormal.
Pada usia muda, banyak benjolan yang ternyata normal yang terdapat di payudara. Biasanya pada usia muda namanya kista. Kista itu juga seperti benjolan di payudara. Menurut dokter Bob, Kista seperti balon kecil diisi air sedangkan tumor itu seperti bakso. Adapun tumor jinak seperti bakso halus sedangkan tumor ganas atau kanker itu seperti bakso urat.
“Jadi kita harus pastikan terlebih dahulu jika terdapat benjolan di payudara. Apakah itu termasuk kista, tumor ataukah kanker,” kata dia.
Deteksi dini merupakan pencegahan yang sangat mumpuni agar terhindar dari tumor maupun kanker payudara. Caranya dengan pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Ria Husada, Dra. Sri Danti Anwar, MA menuturkan betapa pentingnya melakukan upaya deteksi dini, karena ini merupakan upaya dari pencegahan yang berkaitan dengan penyakit berbahaya.
“Mudah-mudahan setelah mengikuti acara ini, kita semua memiliki pemahaman yang utuh mengenai tumor atau juga kanker payudara. Dengan semakin memahami maka harapannya akan tumbuh tanggung jawab terhadap diri sendiri terutama dalam upaya deteksi secara dini dan upaya pencegahan yang berkaitan dengan penyakit ini,” kata dokter Sri Danti.
Ia meminta generasi muda menjalani pola hidup bersih dan sehat, melakukan diet yang seimbang, jangan merokok dan rutin melakukan SADARI.
“Ini beberapa hal yang secara umum dapat dilakukan,” tutur dokter Sri Danti.
Ketua Umum YKPI Linda Agum Gumelar mengungkapkan pentingnya edukasi deteksi dini kepada para generasi muda Indonesia agar dapat menekan angka kasus penyakit kanker payudara.