REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rakhmad Zailani Kiki, Kepala Lembaga Peradaban Luhur (LPL)
Sehari setelah peristiwa bom bunuh diri di depan Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, postingan, komentar, dan diskusi tentang agama pelaku bom bunuh diri dan dikaitkan atau tidak dikaitkannya agama si pelaku dengan aksi bom bunuh diri memanas di media sosial.
Tak terkecuali saya yang harus berdiskusi panjang dan hangat di sebuah grup WA dengan kawan saya. Kawan saya ini berpendapat bahwa pelaku bom bunuh diri di depan Katedral Makassar harus diakui sebagai umat beragama agar tokoh dan pemuka dari agama si pelaku bom bunuh diri ini ikut bertanggung jawab menyelesaikan persoalan bom bunuh diri yang masih saja terulang.
Namun, saya memiliki pandangan berbeda dengan dia. Menurut saya, pelaku bom bunuh diri tersebut tidak dan jangan dikaitkan dengan agama si pelaku.