REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saat ini sejumlah proses produksi kendaraan global tengah mengalami hambatan. Hambatan itu datang dari adanya kelangkaan chip atau semikonduktor.
Dilansir dari Car and Driver pada Jumat (2/4), hal itu pun otomatis berpengaruh terhadap stok kendaraan. Dalam kondisi suplai yang terbatas, tentu hal ini juga berdampak pada harga jual kendaraan.
Sejumlah pabrikan yang terpengaruh oleh kondisi ini diantaranya adalah Toyota, Honda, Nissan, VW, Miitsubishi, General Motors dan Ford. Tapi, hal itu hanya terjadi pada sejumlah fasilitas produksi tertentu dari masing-masing pabrikan tersebut.
Untuk mengakali hal ini, maka sejumlah pabrikan pun tetap melakukan proses produksi. Setelah itu, kendaraan masih belum bisa dikirim ke dealer hingga nantinya chip yang dibutuhkan oleh kendraan itu terpasang.
Dengan begitu, maka tingkat utilisasi pabrik tetap terjaga. Tapi, hal ini tak mampu menjawab kebutuhan dealer yang terus mendapat pemesanan kendaraan dari konsumen.
Hingga saat ini, belum diketahui kapan persoalan ini dapat diselesaikan. Hal ini tentu membuat harga pasar meningkat dan membuat konsumen harus menunggu kendaraan pesananya dalam waktu yang cukup lama.
Kelangkaan chip ini terjadi karena masih berkaitan dengan pandemi yang membuat produksi chip belum sesuai dengan jumlah permintaan yang ada. Padahal, instrumen ini merupakan salah satu instrumen utama dalam kebutuhan sistem elektronik kendaraan dan sistem infotainment.
Terkait kebutuhan chip, setiap kendaraan rata-rata membutuhkan komponen ini sebanyak 50 hingga 200 buah.
Sebenarnya, kelangkaan ini terjadi karena tadinya para produsen chip memperkirakan bahwa pandemi membuat kebutuhan kendaraan mengalami penurunan yang signifikan. Oleh karena itu, para produsen pun mengalihkan produksinya untuk keperluan perangkat komputer.
Tapi ternyata, kini permintaan kendaraan sudah mulai mengalami peningkatan. Dari sini lah kemudian kelangkaan chip untuk kendaraan itu terjadi.