Sabtu 03 Apr 2021 13:05 WIB

Musik menjadi Obat Mujarab Pasca-operasi

Musik dianggap dapat mengurangi rasa nyeri pasca-operasi jantung besar

Rep: Mabruroh/ Red: Gita Amanda
Musik dianggap dapat mengurangi rasa nyeri pasca-operasi jantung besar.
Foto: abc
Musik dianggap dapat mengurangi rasa nyeri pasca-operasi jantung besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Ellaha Kakar dari Departemen Bedah dan Ilmu Saraf di Pusat Medis Universitas Erasmus di Rotterdam, menemukan musik memiliki dampak positif untuk pasien pasca-operasi. Musik dianggap dapat mengurangi rasa nyeri pasca-operasi jantung besar yang dilakukan pasien.

"Ini adalah temuan yang menarik bagi ahli bedah jantung," kata Dr. Harold Fernandez, seorang ahli bedah jantung AS yang tidak terkait dengan studi tersebut.

Baca Juga

Menurut Fernandez, ada banyak prosedur yang harus dilakukan selama operasi jantung. Di antaranya melakukan prosedur paling invasif yang memerlukan pembukaan dada, menghentikan jantung, menggunakan mesin jantung-paru saat memperbaiki jantung, dan kemudian memastikan pasien untuk hidup kembali.

 

"Ada banyak pasien yang cemas dan mengalami rasa sakit dengan banyaknya prosedur (dalam operasi jantung) itu," kata Fernandez, yang merupakan kepala bedah kardiovaskular dan toraks di Rumah Sakit Jantung Sandra Atlas Bass Northwell Health di Manhasset.

Dalam penelitian baru, yang diterbitkan 25 Januari di jurnal online Open Heart, tim peneliti dari Rotterdam, mengamati efek musik pada perawatan pasca-operasi. Mereka menganalisis data dari 16 penelitian tersebut.

Studi tersebut melibatkan hampir 1.000 pasien dan sekitar 90 persen dari prosedur melibatkan cangkok bypass arteri koroner dan atau penggantian katup jantung. "Sebagian besar jenis musik yang digunakan santai dan tidak memiliki ritme atau perkusi yang kuat," catat para peneliti dilansir dari WEBMD, pada Sabtu (3/4).

Pilihan musik pun bervariasi, kadang-kadang dari daftar putar pasien sendiri, kadang dari daftar putar yang telah dipilih sebelumnya atau dipilih oleh dokter mereka. Selain musik, kelompok pembanding dalam studi menerima campuran dari pilihan lain, seperti istirahat terjadwal, latihan pernapasan, atau headphone tanpa musik.

Para peneliti kemudian menggunakan skala yang divalidasi dan sistem penilaian untuk mengukur kecemasan dan rasa sakit pasien. Analisis menunjukkan bahwa mendengarkan musik, tampaknya secara signifikan mengurangi kecemasan dan rasa sakit pasien setelah operasi jantung besar.

"Beberapa hari mendengarkan musik juga mengurangi kecemasan hingga delapan hari setelah operasi," menurut penelitian tersebut.

Para peneliti menekankan bahwa meskipun terapi musik membantu meredakan rasa nyeri pasca operasi, namun tidak dapat mengurangi penggunaan obat penghilang rasa sakit, lama mereka menjalani perawatan di rumah sakit, waktu yang dihabiskan untuk ventilasi mekanis, tekanan darah, dan detak jantung atau pernapasan.

"Namun, tidak seperti obat-obatan, musik tidak memiliki risiko atau efek samping, (jadi) profesional perawatan kesehatan harus mempertimbangkan untuk menyediakan musik perioperatif untuk pasien yang menjalani operasi jantung," ujar para peneliti dalam rilis berita jurnal.

Fernandez menambahkan, bahwa penelitian ini sangat penting untuk mencari cara yang dapat membuat rasa nyaman bagi pasien. Karena ini berpotensi mengarah pada penyembuhan yang lebih baik.

Dia mencatat bahwa manfaat dari musik tampaknya muncul lebih cepat efeknya ketika pasien memilih lagu mereka sendiri. "Analisis tersebut memang memiliki beberapa keterbatasan daan studi lanjut mungkin diperlukan," kata Fernandez.

"Saya merasa bahwa kita harus mulai penerapan ini sebagai bentuk terapi pelengkap untuk pasien setelah operasi jantung," tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement