REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amir Faishol Fath, CEO Fath Institute
Setiap ada kejadian pengeboman di sebuah tempat hampir selalu ada upaya dikaitkan dengan Islam. Saya tidak tahu apa sebabnya.
Apakah ini rekayasa untuk menjelekkan Islam? Sebab saya tahu dalam Islam tidak pernah ada ajaran terorisme. Islam agama damai, diambil dari kata salam, artinya perdamaian.
Sejak kecil saya sebagai seorang Muslim tidak pernah diajarkan agar mengancam orang lain, justru ajaran yang saya dapatkan adalah memberikan salam kepada siapa yang saya temui di jalan, menjaga tetangga jangan sampai terganggu.
Bahkan Nabi SAW, mengajarkan, "Demi Allah tidak dianggap beriman orang yang menyakiti tetangganya." Dalam hadits lain, "Jka kamu membuat sop, maka perbanyaklah kuahnya lalu bagikan kepada tetanggamu."
Sejak kecil kita umat Islam selalu diingatkan bahwa hakikat Islam adalah membantu dan memberi keselamatan kepada orang lain. Apapun agama mereka.
Islam mengajarkan agar kita saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan “wa ta’aawanuu ‘alal birri wat taqawa”. Bahkan kita dilarang dengan keras untuk tolong menolong dalam permusuhan “wa laa ta’aawanuu ‘alal itsmi wal udwan”.
Dengan ayat ini saja sudah cukup untuk berkata bahwa tidak mungkin ada dalam Alquran ajaran terorisme. Mungkin ada yang berkata bahwa di dalam Alquran ada ayat-ayat jihad?
Jawabanya, kata jihad arti asalnya adalah bekerja keras. Maksudnya kerja keras dalam berbagai usaha, mencari ilmu, dagang, ekonomi, budaya dan politik maka itu jihad. Kata jihad berarti perang jika kita diperangi.
Berdasarkan ini jelas salah, bermain bom di masa damai. Karena itu ulama fikih membagi negara dengan dua bagian: darul harb (negara dalam kondisi perang), di sini berlaku fikih jihad dan darus silm (negara dalam kondisi aman), di sini berlaku fikih dakwah. Maka jelas salah, menggunakan fikih perang dalam darus silm.
Bila kita melihat sejarah, akan semakin kuat bahwa Islam tidak pernah mengajarkan terorisme. Ini tampak ketika umat Islam kuat, sebab ketika umat Islam lemah seperti kota Makkah, mereka dipersekusi.
Lihatlah apa yang Nabi lakukan pada saat pembukaan kota Makkah tahun 630 M, Nabi tidak mengatakan; bunuhlah mereka yang kafir, justru Nabi mengatakan “al yaumu yaumul marhamah” (hari ini hari kasih sayang).
Lihatlah lagi apa yang diperbuat Umar bin Khaththab pada saat membuka Palestina tahun 638 M. Umar tidak pernah mengancam umat Kristiani dengan kejam. Lihatlah lagi Shalahuddin Al-Ayyubi ketika membuka Palestina tahun 1187 M, semua pasukan Salib dijaga kamanannya. Bahkan mereka yang masih hidup dikembalikan kepada keluarganya.
Dengan kenyataan sejarah ini saya tidak tahu dari mana datangnya ajaran terorisme yang kemudian ditigmatisasi kepada Islam. Dan saya yakin semua agama menolak ajaran terorisme ini. Wallahu alam bishshawab.