Rabu 07 Apr 2021 18:35 WIB

Riset: Satu dari Tiga Penyintas Covid Alami Gangguan Mental

Belum jelas bagaimana virus terkait dengan kondisi kejiwaan.

Riset: Satu dari Tiga Penyintas Covid Alami Gangguan Mental. Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) mengambil sampel darah dari seorang penyintas COVID-19 yang akan menjadi pendonor plasma konvalesen pada gelar donor darah di komplek Pertamina RU III Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (23/2/2021). Donor darah yang diselenggarakan sebagai rangkaian bulan K3 ini mendorong penyintas COVID-19 di lingkungan kerja Pertamina untuk menjadi pendonor plasma konvalesen.
Foto: ANTARA/Feny Selly
Riset: Satu dari Tiga Penyintas Covid Alami Gangguan Mental. Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) mengambil sampel darah dari seorang penyintas COVID-19 yang akan menjadi pendonor plasma konvalesen pada gelar donor darah di komplek Pertamina RU III Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (23/2/2021). Donor darah yang diselenggarakan sebagai rangkaian bulan K3 ini mendorong penyintas COVID-19 di lingkungan kerja Pertamina untuk menjadi pendonor plasma konvalesen.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Satu dari tiga penyintas Covid-19 dalam riset yang melibatkan 230 ribulebih mayoritas pasien Amerika terdiagnosis gangguan otak atau psikiatri dalam kurun waktu enam bulan. Ilmuwan mengungkapkan hasil riset ini menunjukkan pandemi menyebabkan gelombang gangguan mental dan saraf, Selasa (6/4).

Para peneliti yang melakukan analisis itu mengatakan belum jelas bagaimana virus terkait dengan kondisi kejiwaan, seperti kecemasan dan depresi. Namun, ini adalah diagnosa yang paling umum di antara 14 gangguan yang mereka temukan.

Baca Juga

Kasus pasca-Covid struk, demensia dan gangguan saraf lainnya jarang terjadi, namun masih signifikan, terutama bagi mereka yang mengalami Covid-19 parah. "Hasil kami mengindikasikan penyakit otak dan gangguan kejiwaan lebih umum setelah Covid-19 dibanding setelah flu atau infeksi pernapasan lainnya," kata Max Taquet, psikiater di Universitas Oxford Inggris yang juga memimpin riset tersebut.

Riset itu tidak dapat menentukan mekanisme biologis atau psikologis yang dilibatkan. Namun, menurutnya penelitian mendesak diperlukan guna mengidentifikasi ini dengan maksud mencegah atau mengobati itu.

Pakar kesehatan semakin prihatin dengan bukti risiko gangguan otak dan kesehatan mental yang lebih tinggi di kalangan penyintas Covid-19. Riset sebelumnya dari peneliti yang sama tahun lalu menemukan 20 persen dari penyintas Covid-19 terdiagnosis gangguan kejiwaan dalam waktu tiga bulan.

photo
Tips kembali olah raga bagi penyintas Covid-19. - (Republika.co.id)

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement