REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Satu dari tiga penyintas Covid-19 dalam riset yang melibatkan 230 ribulebih mayoritas pasien Amerika terdiagnosis gangguan otak atau psikiatri dalam kurun waktu enam bulan. Ilmuwan mengungkapkan hasil riset ini menunjukkan pandemi menyebabkan gelombang gangguan mental dan saraf, Selasa (6/4).
Para peneliti yang melakukan analisis itu mengatakan belum jelas bagaimana virus terkait dengan kondisi kejiwaan, seperti kecemasan dan depresi. Namun, ini adalah diagnosa yang paling umum di antara 14 gangguan yang mereka temukan.
Kasus pasca-Covid struk, demensia dan gangguan saraf lainnya jarang terjadi, namun masih signifikan, terutama bagi mereka yang mengalami Covid-19 parah. "Hasil kami mengindikasikan penyakit otak dan gangguan kejiwaan lebih umum setelah Covid-19 dibanding setelah flu atau infeksi pernapasan lainnya," kata Max Taquet, psikiater di Universitas Oxford Inggris yang juga memimpin riset tersebut.
Riset itu tidak dapat menentukan mekanisme biologis atau psikologis yang dilibatkan. Namun, menurutnya penelitian mendesak diperlukan guna mengidentifikasi ini dengan maksud mencegah atau mengobati itu.
Pakar kesehatan semakin prihatin dengan bukti risiko gangguan otak dan kesehatan mental yang lebih tinggi di kalangan penyintas Covid-19. Riset sebelumnya dari peneliti yang sama tahun lalu menemukan 20 persen dari penyintas Covid-19 terdiagnosis gangguan kejiwaan dalam waktu tiga bulan.