Kamis 08 Apr 2021 08:05 WIB

Risiko Jika Lakoni Gaya Hidup Malas Gerak

Aktivitas fisik yang rutin cukup erat kaitannya dengan tingkat kebugaran yang baik.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Jalan kaki (ilustrasi)
Foto: PxHere
Jalan kaki (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini, Hari Aktivitas Fisik dan Hari Kesehatan Dunia diperingati pada 6 dan 7 April 2021. Dalam momen tersebut, Fonterra Brands Indonesia melalui brand Anlene mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat.

Anlene bersama Kementerian Kesehatan RI, Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), dan Komunitas Lansia Sejahtera Surabaya mengimbau publik agar rutin beraktivitas fisik. Hal itu guna menghindari gaya hidup sedentari.

Baca Juga

Perilaku sedentari merupakan kondisi di mana seseorang tidak banyak melakukan aktivitas fisik atau kurang bergerak. Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kemenkes RI Riskiyana Sukandhi Putra menyoroti bahayanya.

Dia menyampaikan bahwa menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari empat orang dewasa dan tiga dari empat remaja umur 11-17 tahun di dunia tidak memenuhi standar aktivitas fisik yang dianjurkan. Hal itu juga terjadi di Indonesia.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, sebanyak 33,5 persen masyarakat kurang melakoni aktivitas fisik. Padahal, aktivitas fisik yang rutin cukup erat kaitannya dengan tingkat kebugaran yang baik.

"Dampak kesehatan perilaku sedentari bisa menurunkan imunitas tubuh, berisiko menderita berbagai penyakit metabolik seperti obesitas, diabetes melitus tipe dua, hiperkolesterol, dan lainnya," kata Riskiyana pada webinar yang digelar Anlene, Rabu (7/4).

Dalam situasi pandemi Covid-19 di mana masyarakat banyak menjalani aktivitas dari rumah saja, diakui Riskiyana cenderung memicu perilaku sedentari. Karena itu, dia menyarankan perilaku hidup sehat aktif tetap dilakukan meski dari rumah.

Riskiyana menambahkan, Indonesia berkomitmen mendukung Global Action Plan for Physical Activity (GAPPA) melalui Rencana Aksi Nasional Pembudayaan Aktivitas Fisik. Targetnya, terjadi penurunan jumlah masyarakat di Indonesia yang kurang melakukan aktivitas fisik menjadi 28,5 persen pada 2035.

Upaya itu melibatkan lintas sektor dan tenaga kesehatan yang ada. Sejak 2017, pemerintah Indonesia telah menginisiasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk mendorong aktivitas fisik dan perilaku hidup sehat.

"Terapkan pola makan dengan gizi seimbang dan deteksi dini penyakit. Untuk melawan gaya hidup sedentari, disarankan untuk melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari tiga sampai lima kali tiap pekan," ucapnya.

Marketing Manager Anlene Fonterra Brands Indonesia, Rhesya Agustine, menyampaikan bahwa selama lebih dari 20 tahun Anlene selalu aktif melakukan edukasi terhadap masyarakat. Utamanya, tentang menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otot.

Anlene meluncurkan kampanye "Ayo Indonesia Bergerak" pada 2018 untuk mendukung program pemerintah melawan sedentari. Sejak awal pandemi, Anlene mendampingi masyarakat untuk tetap aktif bergerak di rumah melalui serangkaian kegiatan virtual.

"Kegiatan tersebut secara konsisten hingga kini, untuk mengedukasi pentingnya investasi tulang, sendi dan otot sejak dini untuk mendapatkan kesehatan secara menyeluruh hingga hari tua," ungkap Rhesya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement