Jumat 09 Apr 2021 05:44 WIB

Teleskop Radio Ungkap Ribuan Galaksi Pembentuk Bintang

Teleskop LOFAR mendeteksi bintang yang lahir di puluhan ribu galaksi di kejauhan.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Galaksi (ilustrasi).
Foto: Science Alert
Galaksi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teleskop radio LOFAR milik Eropa telah mendeteksi bintang-bintang yang lahir di puluhan ribu galaksi di kejauhan. Menggunakan teknik yang sesuai dengan eksposur dan dengan bidang pandang sekitar 300 kali ukuran bulan Purnama, para ilmuwan dapat melihat galaksi seperti Bima Sakti, jauh di alam semesta di masa lalu.

“Cahaya dari galaksi-galaksi ini telah melakukan perjalanan selama miliaran tahun untuk mencapai Bumi. Ini berarti bahwa kita dapat melihat galaksi seperti miliaran tahun lalu, saat membentuk sebagian besar bintangnya,” ujar Philip Best sebagai pemimpin studi teleskop dari Britain’s University of Edinburgh, dilansir Phys, Kamis (8/4).

Baca Juga

Teleskop LOFAR menggabungkan sinyal dari jaringan besar yang terdiri lebih dari 70.000 antena individu di sejumlah negara, mulai dari Irlandia hingga Polandia. Sinyal dihubungkan dari jaringan serat optik berkecepatan tinggi.

Selain itu, teleskop LOFAR mampu mengamati cahaya yang sangat redup dan berenerg rendah dan tidak dapat terlihat oleh mata manusia. Cahaya ini biasanya diciptakan oleh partikel ultra energik yang bergerak mendekati kecepatan cahaya.

Para peneliti mengatakan ini memungkinkan mereka untuk mempelajari ledakan bintang supernova, tabrakan gugus galaksi dan lubang hitam aktif, yang mempercepat partikel-partikel ini dalam guncangan atau jet. Dengan mengamati area langit yang sama berulang kali dan mengumpulkan data untuk membuat satu gambar eksposur, tim studi dapat mendeteksi pancaran cahaya radio dari bintang-bintang yang meledak.

Objek paling jauh yang terdeteksi berasal dari saat alam semesta baru berusia satu miliar tahun. Sekarang usianya sekitar 13,8 miliar tahun.

“Ketika galaksi membentuk bintang, banyak yang meledak pada saat bersamaan dan mempercepat partikel berenergi sangat tinggi hingga galaksi mulai memancar,” jelas Cyril Tasse, astronom di Observatorium Paris dan salah satu penulis studi.

Teleskop LOFAR berfokus pada bentangan luas langit bagian utara Bumi, dengan waktu eksposur yang setara dengan 10 kali lebih lama dari yang digunakan dalam pembuatan peta kosmik pertama pada 2019. Tasse mengatakan, alat ini memberikan hasil yang jauh lebih halus, seperti foto yang diambil dalam kegelapan, di mana semakin lama eksposur, maka semakin banyak hal yang dapat Anda bedakan.

Gambar dalam dihasilkan dengan menggabungkan sinyal dari ribuan antena teleskop, menggabungkan lebih dari empat petabyte data mentah atau setara dengan sekitar satu juta DVD. Hasil studi diterbitkan dalam serangkaian makalah di jurnal Astronomy & Astrophysics.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement