Jumat 09 Apr 2021 08:08 WIB

PDGKI: Asupan Nutrisi Tinggi dapat Bantu Penanganan Kanker

Berbagai upaya bisa dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien kanker.

Ilustrasi kanker
Foto: Pikrepo
Ilustrasi kanker

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Dokter Gizi Klinis Indonesia (PDGKI) Cabang DKI Jakarta Jaya dr. Win Johanes MS, Sp.GK meminta pasien kanker agar selalu memperhatikan asupan nutrisi. Dia mengatakan, menjalani pola hidup sehat dan pemenuhan nutrisi optimal adalah langkah penting yang perlu dilakukan oleh pasien kanker dalam mendukung terapi kanker. 

Pemenuhan nutrisi pada masa-masa terapi bertujuan menjaga berat badan ideal. Ini juga, kata dia, dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi seperti protein dan EPA (asam lemak omega 3 dari minyak ikan) untuk tahap pemulihan dan penyembuhan. 

Namun, ia mengakui, hal ini tidak selalu mudah bagi pasien kanker, salah satunya dikarenakan efek samping dari terapi yang menyebabkan pasien mengalami kesulitan makan. Hal tersebut ia paparkan dalam webinar bertajuk “Nutrisi Sebagai Penunjang Keberhasilan Terapi Kanker? Apa Faktanya?” yang menghadirkan dr. Umi Mangesti Tjiptoningsih, Sp. Onk. Rad dan dr. Ida Gunawan, MS, SpGK(K) sebagai pembicara. 

"PDGKI dengan dukungan penuh dari Fresenius Kabi mengadakan webinar dan lomba penulisan untuk jurnalis sebagai bagian dari upaya memperluas pemahaman masyarakat mengenai pentingnya nutrisi untuk menunjang keberhasilan terapi kanker sekaligus membagikan solusi/ saran yang bisa dilakukan oleh pasien maupun keluarga/kerabat untuk pemenuhan nutrisi yang optimal bagi pasien kanker," kata dia, Kamis (8/4).

 

Menurut dr. Umi Mangesti Tjiptoningsih, terapi kanker seperti radiasi maupun kemoterapi, Sp. Onk. Rad, memang dapat menyebabkan pasien mengalami kesulitan makan seperti tidak nafsu makan, mual ataupun muntah, serta sariawan. Ia mengatakan, saat tubuh pasien tidak dapat mengasup nutrisi dengan baik dan dengan adanya perubahan metabolisme yang disebabkan oleh sel kanker dari dalam tubuh pasien, maka dapat mengakibatkan kaheksia kanker. 

Faktanya, kata dia, dengan perubahan status nutrisi ini dapat berdampak terhadap terapi yang dijalankan, seperti perlunya mengatur ulang jadwal terapi hingga menambahkan dosis pengobatan kanker, dan dapat memperlama waktu rawat di rumah sakit. "Sebagai Onkolog, sangat penting untuk berkolaborasi dengan multi-disiplin agar outcome terapi kanker pada pasien menjadi lebih optimal, salah satunya dengan tim gizi klinis,” kata dokter onko radiasi di RS Kanker Dharmais tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Ida Gunawan, MS, SpGK(K) menjelaskan, ketika pasien kanker masih bisa makan (golden moment) maka harus dioptimalkan dengan pemberian nutrisi yang tepat. Selain itu, harus sesuai anjuran dari European Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ESPEN), yaitu harus mengasup nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi : 25 – 30 kkal/kg BB/hari, dan kebutuhan protein : 1.0 – 1.5 g/kg BB/hari, serta EPA (asam lemak omega 3) sebanyak 1-2 g per hari. 

Ia mengatakan, berbagai upaya bisa dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien kanker, di antaranya adalah makan sering dalam porsi kecil, variasi menu, hingga memilih makanan sehat yang disukai. "Apabila pasien tidak dapat mengasup makanan sesuai kebutuhan hariannya atau sulit mendapatkan zat gizi EPA, protein, dan energi sesuai anjuran, maka pasien dapat memanfaatkan ONS (oral nutritional supplement) untuk memenuhi nutrisinya. Tentu saja observasi dan rekomendasi dokter gizi klinis diperlukan untuk menilai kebutuhan pasien," kata dia.

Presiden Direktur PT Fresenius Kabi Indonesia, Indrawati Taurus, dalam jumpa pers Lomba Penulisan untuk Jurnalis 2021 menyampaikan dukungan yang diberikan oleh kepada PDGKI. Menurut dia, ini adalah bentuk komitmen untuk bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya asupan nutrisi bagi pasien kanker dan berbagai solusi yang bisa dilakukan untuk menunjang pemenuhan nutrisi yang optimal.

Sejalan dengan filosofi pihalnya yaitu caring for life, kata dia, Fresenius Kabi  berkomitmen mendukung tenaga medis dalam perawatan pasien kanker. Caranya, dengan menyediakan produk nutrisi berkualitas sesuai dengan rekomendasi yang ada dan membantu upaya edukasi kepada masyarakat luas mengenai nutrisi. 

"Kami berharap media bisa juga turut aktif untuk upaya edukasi kepada masyarakat luas mengenai nutrisi yang optimal, sehingga pasien kanker maupun kerabat dan keluarganya dapat memberikan fokus lebih dalam pemenuhan nutrisi untuk menunjang kesuksesan terapi," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement