Jumat 09 Apr 2021 09:50 WIB

Ribuan Ton Debu Luar Angkasa Jatuh ke Bumi Setiap Tahun

Debu kosmik ini sangat kecil sehingga manusia hampir tidak menyadarinya.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Luar angkasa (ilustrasi)
Foto: Wikimedia
Luar angkasa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fakta mencenangkan menyebut pada kenyataannya planet Bumi dibombardir setiap hari dari luar angkasa. Hanya saja proyektil kosmik ini sangat kecil sehingga manusia hampir tidak menyadarinya.

Saat diperhatikan seksama, proyektil kosmik dapat terlihat menerangi langit dalam hujan meteor. Sekarang, para ilmuwan telah menghitung dengan tepat berapa banyak materi luar angkasa menghantam atmosfer planet.

Baca Juga

Dilansir dari ZME Science pada Jumat (9/4), selama hampir 20 tahun, para peneliti di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS), Université Paris-Saclay, dan Museum Nasional Sejarah Alam di Prancis, telah mengumpulkan dan menganalisis mikrometeorit. Dalam penelitian yang akan diterbitkan pada 15 April di jurnal Earth & Planetary Science Letters, mereka menyimpulkan hampir 5.200 ton mikrometeorit ini mencapai tanah. Beberapa mikrometeorit yang selamat dari masuknya atmosfer dapat jatuh di mana saja di Bumi.

Namun, hampir mustahil untuk membedakan mereka dari tanah dan debu terestrial normal - kecuali Anda berada di Antartika. Stasiun Concordia Perancis-Italia (Dome C), yang terletak sekitar 1.100 kilometer di lepas pantai Adélie Land di jantung Antartika, hampir tidak memiliki debu terestrial.

Jadi para peneliti tahu bahwa setiap debu yang mereka temukan di salju kemungkinan besar berasal dari luar bumi. Selama dua dekade terakhir, enam ekspedisi telah mengumpulkan sampel mikrometeorit yang tak terhitung jumlahnya, dengan ukuran mulai dari 30 hingga 200 mikrometer - sangat kecil sehingga tidak terlihat dengan mata telanjang.

Berdasarkan sampel ini, para peneliti pertama kali menghitung fluks tahunan dari massa yang bertambah di permukaan per meter persegi per tahun. Untuk seluruh permukaan planet, fluks tahunan mikrometeorit mencapai 5.200 ton per tahun.

Sebagai perbandingan, aliran tahunan benda-benda yang lebih besar seperti meteorit, yang biasanya berkisar antara ukuran kerikil dan kepalan tangan, kurang dari sepuluh ton per tahun.

Para peneliti juga melakukan analisis statistik yang menunjukkan 80 persen meteorit berasal dari komet. Sedangkan sisanya dari asteroid. Asteroid terdiri dari logam dan bahan batuan, sedangkan komet terdiri dari es, debu, bahan batuan, dan senyawa organik.

Di masa depan, ahli astrofisika dapat menggunakan informasi ini untuk memodelkan pembentukan Bumi muda. Para peneliti menganggap Bumi muda sangat dipengaruhi oleh jumlah partikel debu antarplanet yang tersedia. ‌

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement