REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Wisatawan baik lokal maupun luar Provinsi Lampung meramaikan destinasi wisata bahari perairan Teluk Lampung, Ahad (11/4). Kepergian wisatan tersebut untuk mengisi Liburan akhir pekan terakhir menjelang Ramadhan 1442 H.
Pemantauan Republika.co.id, Ahad (11/4), arus kendaraan pribadi dan bus baik berasal dari Provinsi Lampung maupun luar Lampung seperti Jakarta, Bandung, dan Palembang, membuat jalur satu-satunya menuju destinasi wisata bahari kerap terjadi kemacetan.
Jalan RE Martadinata mulai tampak ramai beriringan kendaraan pribadi dari Kotakarang hingga lokasi Pantai Mutun. Setelah itu arus kendaraan mulai padat kembali setelah melewati Desa Hanura menuju Pantai Sari Ringgung dan Pantai Klara.
Kedatangan wisatawan ke destinasi wisata bahari seperti pantai, pulau, dan laut, untuk mengisi liburan akhir pekan terakhir, sehari sebelum memasuki bulan puasa Ramadhan. “Mumpung masih ada libur dua hari Sabtu dan Minggu, kami manfaatkan ke pantai,” kata Desi, warga Jakarta.
Sedangkan warga dari lokal Lampung seperti dari Kotabumi, juga ingin menikmati suasana pantai dan pulau di perairan Teluklampung. Menurut Fahri, pada libur akhir tahun lalu tidak jadi ke pantai, maka kesempatan libur terakhir ini untuk ke laut.
“Kami ke Pantai Sari Ringgung lanjut menyeberang ke Pulau Tegal Mas, naik kapal,” kata Iwan, asal Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara.
Menurut dia, belum tentu pada libur hari raya Idul Fitri mendatang diperbolehkan pemerintah menuju tempat wisata tersebut karena masih pandemi Covid-19. Kemungkinan pulau, ujar dia, bila tempat wisata masih dibuka, akan terjadi kepadatan baik di jalan maupun di tempat wisata.
Rudi, warga Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran, mengakui setiap akhir pekan banyak kendaraan pribadi dari luar Lampung menuju tempat wisata pantai dan pulau di perairan Teluk Lampung.
“Tempat wisata pantai dan pulau di Lampung memang sudah terkenal, jadi masih banyak yang penasaran kalau belum menikmati suasana pantai dan laut di sini,” ujar Rudi yang sehari-hari sebagai pedagang makanan di Desa Hanura, yang dikenal desa wisata.
Bila memang tempat wisata masih dibuka pada hari raya Idul Fitri mendatang, ia akan berdagang makanan kembali pada hari raya kedua. Menurut dia, diperkirakan pengunjung ke tempat-tempat wisata akan ramai lagi, berbeda dengan libur Idul Fitri tahun lalu tempat wisata masih ditutup karena Covid-19.