REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim dokter di Jepang melakukan prosedur transplantasi paru pada pasien Covid-19 dengan menggunakan paru dari donor hidup untuk pertama kalinya. Pasien Covid-19 tersebut harus menjalani prosedur transplantasi paru karena mengalami kerusakan berat pada paru-parunya.
Prosedur transplantasi paru dari donor hidup ini dilakukan di Kyoto University Hospital. Ada 30 personil medis yang terlibat dalam operasi berdurasi 11 jam ini. Dalam prosedur ini, pasien Covid-19 menerima jaringan paru yang berasal dari suami dan anaknya sendiri.
"Kami mendemonstrasikan bahwa kita sekarang memiliki opsi transplantasi paru (dari donor hidup)," ujar dokter bedah toraks selaku pemimpin operasi Hiroshi Date MD, seperti dilansir WebMD.
Pasien Covid-19 tersebut diidentifikasi sebagai seorang perempuan asal Kansai, Jepang. Dia terkena Covid-19 di akhir tahun 2020 dan harus dibantu dengan alat yang berperan sebagai paru-paru pengganti selama tiga bulan.
Covid-19 membuat paru-paru pasien perempuan tersebut menjadi sangat rusak. Paru-parunya tak bisa berfungsi dan tidak dapat diobati. Dia harus menjalani transplantasi paru agar tetap hidup.
Suami dan anak dari pasien perempuan tersebut menawarkan diri untuk mendonasikan sebagian paru-paru mereka untuk pasien tersebut. Sang suami mendonorkan sebagian dari paru kirinya, sedangkan sang anak mendonasikan sebagian dari paru kanannya.
Saat ini, suami dan anak pasien Covid-19 tersebut dalam kondisi stabil. Pasien Covid-19 penerima donor saat ini masih berada di ruang perawatan intensif. Dia diperkirakan bisa kembali ke rumah dalam waktu dua bulan dan dapat menjalani kehidupan normal dalam tiga bulan ke depan.
Seperti diketahui, Covid-19 dapat menyebabkan kerusakan paru yang berat pada sebagian pasien. Di dunia, sudah ada pasien Covid-19 yang menjalani transplantasi paru.
Akan tetapi, ini merupakan kali pertama pasien menjalani transplantasi paru dengan donor hidup. Transplantasi paru dari donor hidup ini memberikan harapan bagi para pasien di luar sana yang saat ini mengalami kerusakan paru berat akibat Covid-19.