REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengingatkan agar tenaga kesehatan memperhatikan warning pada informasi yang disertakan dan yang tertera di label vaksin AstraZeneca. Pemeriksaan label dilakukan sebelum melakukan penyuntikan vaksin tersebut pada masyarakat.
"Penyuntikan dengan vaksin AstraZeneca bisa dilanjutkan, namun kejadian-kejadian apapun menjadi pertimbangan. Sekarang kita tambahkan warning danstatement fact sheet informasi pada tenaga kesehatan yang akan menggunakan AstraZeneca agar berhati-hati dengan risiko yang dikaitkan dengan kejadian trombosis," kata Penny dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (16/4).
Penny mengatakan, tenaga kesehatan juga harus memperhatikan informasi warning itu untuk seleksi atau skrining orang yang akan disuntikkan vaksin tersebut. Khususnya, mereka yang kemungkinan mempunyai risiko akan menghasilkan trombosis.
"Begitu juga pada produk vaksinnya ada label mempunyai warning bahwa ada kemungkinan kejadian trombosis tersebut dan kita terus mencermati kejadian ke depan," tuturnya.
Penny menuturkan. kejadian pembekuan darah dari efek penggunaan vaksin AstraZeneca di negara-negara atau secara internasional termasuk kejadian yang sangat jarang. "Ini kejadian sangat jarang, karena kan memang dampak di tiap manusia bisa berbeda-beda saat menerima vaksin dan jenis vaksin yang berbeda juga akan memberikan efek yang berbeda," ujarnya.
Kejadian pembekuan darah dari penggunaan vaksin AstraZeneca sampai saat ini masih merupakan kejadian yang sangat jarang. Berdasarkan hasil kajian yang juga sudah disampaikan oleh regulator obat di Eropa atau Badan Regulator Obat-obatan Inggris (MHRA) dimana mereka menyepakati dan merekomendasikan vaksin AstraZeneca masih bisa diteruskan.
Penny mengatakan, pihaknya tetap mengikuti dan memperhatikan perkembangan dan kejadian apapun di luar negeri terkait penggunaan vaksin AstraZeneca.