REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bahan utama dalam cokelat, kakao, memiliki manfaat tersendiri. Sebuah penelitian yang baru diterbitkan dari Penn State University menunjukkan, menambahkan dosis tinggi bubuk kakao ke dalam makanan harian dapat membantu meningkatkan faktor kesehatan yang berkaitan dengan obesitas.
Dilansir dari slashgear, Senin (19/4), studi baru ini berfokus pada bubuk kakao, bukan cokelat, yang diberikan kepada tikus yang menjalani diet tinggi lemak. Hewan pengerat itu memiliki penyakit hati non-alkohol. Bubuk kakao, yang diberikan memiliki dosis setara dengan sekitar 10 sendok makan untuk manusia, dikaitkan dengan peningkatan kesehatan yang signifikan pada tikus.
Peningkatan kualitas kesehatan itu termasuk tingkat kenaikan berat badan 21 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi bubuk kakao. Tikus yang diberi makan kakao juga memiliki lemak hati 28 persen lebih sedikit, tingkat stres oksidatif 56 persen lebih rendah, bobot limpa lebih kecil, dan kerusakan DNA hati 75 persen lebih rendah.
Namun, alasan pasti kakao memiliki dampak ini masih belum jelas. Hal itu kemungkinan karena berbagai senyawa yang ditemukan dalam cokelat dan kemampuannya yang potensial untuk memblokir pencernaan lemak makanan.
Studi ini melibatkan tikus, tetapi hasilnya mungkin berlaku untuk manusia. Menurut para peneliti, meskipun mencapai dosis yang setara, mungkin agak sulit jika mengkonsumsi 10 sendok makan bubuk kakao per hari.
Namun, para peneliti mengingatkan orang yang kelebihan berat badan tidak boleh mencoba mengonsumsi 10 sendok makan bubuk kakao setiap hari dengan harapan mendapatkan manfaat ini. Tim menyarankan bahwa memasukkan beberapa coklat ke dalam makanan Anda, seperti menggunakannya untuk menggantikan camilan, mungkin bermanfaat.